Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, menyampaikan kritik yang tajam terhadap kinerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dalam sebuah rapat kerja bersama legislator. Kritik tersebut disampaikan dengan nada yang menggelitik, sambil merujuk pada istilah yang sering digunakan oleh Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Dalam intervensinya, Mufti Anam menyampaikan harapannya agar kinerja Erick Thohir kedepannya dapat diperbaiki. Ia menekankan perlunya dilakukan tindakan-tindakan yang lebih konkret dalam waktu yang singkat. Dengan menggunakan istilah ‘omon-omon’, yang dikenal dari pernyataan Prabowo Subianto, Mufti menyatakan bahwa kinerja Erick Thohir terkesan hanya sebatas omong kosong tanpa tindakan yang nyata.
“Harapan kami ke depan harus diperbaiki Pak, di waktu yang singkat ini ke depan harus dilakukan kerja-kerja taktis, agar mohon maaf sekali lagi meminjam istilahnya Pak Prabowo, Pak Erick Thohir ini omon-omon saja, no action. Kalau kata anak muda seperti itu,” tegas Mufti Anam di ruang Komisi VI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 19 Maret 2024.
Mufti juga mengomentari dukungan Erick Thohir kepada Prabowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sementara di sisi lain, Prabowo sering kali mengkritik kinerja BUMN dengan menilai bahwa mereka hanya mengandalkan proteksi dari pemerintah. Prabowo juga mempertanyakan mengapa BUMN masih mematok harga tinggi meskipun sudah diberikan hak istimewa untuk mengerjakan proyek-proyek pemerintah.
“Kenapa Pak Prabowo kembali (mengkritik) BUMN, padahal di bulan ini pilpres sudah selesai. Padahal beliau tidak perlu lagi elektabilitas. Padahal beliau tidak perlu lagi mencari suara hati pemilih, artinya apa, artinya BUMN di mata Pak Prabowo benar-benar tidak baik-baik saja,” ucap Mufti Anam.
Mufti juga meramalkan bagaimana situasinya jika Prabowo terpilih menjadi presiden. Dia mengindikasikan bahwa Erick Thohir tidak akan mendapat penilaian baik atas kinerjanya.
“Misalnya siapa tau Pak Prabowo terpilih menjadi presiden, kemudian beliau melihat BUMN tidak baik, bahwa BUMN hanya menjadi benalu bagi negara, bahwa BUMN hanya menjadi lintah darat, bangsa kita. Kemudian beliau membubarkan BUMN ini, maka tentu Pak Erick Thohir sebagai menteri BUMN di periode 2019-2024 akan dicatat dalam sejarah sebagai terburuk di dalam sejarah itu,” ujar Mufti Anam dengan tegas. Pernyataan Mufti Anam mencerminkan dinamika politik dan evaluasi kinerja di lingkungan BUMN yang sedang menjadi sorotan. Kritiknya yang tajam terhadap Erick Thohir menunjukkan bahwa ada tekanan yang muncul dari internal DPR terkait kinerja pemerintah dalam mengelola BUMN, serta antusiasme yang tinggi dalam mengawasi jalannya pemerintahan.