Bingkaiwarta, KUNINGAN – Kabupaten Kuningan ternyata mempunyai potensi buah durian yang melimpah. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, luasan perkebunan durian lokal Kuningan mencapai 543,5 hektare dengan produksi buah per tahun mencapai 15.376 kwintal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menjelaskan, potensi durian lokal Kuningan tersebut tersebar hampir di semua kecamatan. Namun, kata Wahyu, sebaran tumbuh pohon durian tersebut tidak dalam bentuk hamparan luas perkebunan khusus durian, tapi banyak tumbuh di kebun, hutan hingga pekarangan rumah warga.
“Berdasarkan data tim penyuluh pertanian kami, jumlah total pohon durian di Kabupaten Kuningan saat ini mencapai 54.351 pohon. Kita asumsikan setiap 100 pohon durian tumbuh di lahan seluas 1 hektare, berarti total luasannya mencapai 543,5 hektare,” jelas Wahyu kepada awak media, Senin (12/2/2024).
Diterangkan Wahyu, dari 32 kecamatan yang ada di Kuningan terdapat sembilan kecamatan penghasil durian terbesar. Yaitu yang terbanyak di Kecamatan Luragung terdapat 14.113 pohon, Kecamatan Pasawahan 7.619 pohon, Kramatmulya 5.316 pohon disusul Kecamatan Jalaksana, Japara dan Ciniru masing-masing terdapat 4 ribuan pohon. Sementara Kecamatan Pancalang terdapat 3 ribuan pohon dan dua Kecamatan lain yaitu Mandirancan dan Cidahu berkisar seribuan pohon durian.
“Hampir di semua kecamatan sebenarnya ada pohon durian, namun jumlahnya berkisar ratusan saja. Bayangkan jika setiap pohon menghasilkan sedikitnya 40 buah durian, maka bisa dibayangkan berapa banyak durian yang dipanen setiap musimnya,” terang Wahyu.
Adapun jenis durian yang dihasilkan masih didominasi durian lokal yang hingga saat ini belum diketahui varietasnya. Ada juga jenis bawor, otong atau monthong dan MK Horti.
“Durian lokal Kuningan yang paling dominan, namun belum diketahui varietasnya apa. Ini masih kita teliti,” ujarnya.
Namun demikian, sambung Wahyu, durian lokal Kuningan ini mempunyai keistimewaan rasa manis yang legit dan daging buah yang pulen. Hanya saja kekurangan durian Kuningan itu mempunyai biji yang besar.
“Meski daging buahnya tidak tebal, namun ini justru yang menjadi kelebihan. Durian lokal Kuningan tidak bikin enek. Sekali makan satu, biasanya akan lanjut makan lagi dan lagi,” imbuhnya.
Bagi masyarakat yang penasaran dengan keistimewaan durian lokal Kuningan tersebut, Wahyu pun mengajak para pecinta durian untuk hadir pada event Festival Durian di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, pada tanggal 24 Februari mendatang. Di sana pengunjung boleh menikmati durian lokal Kuningan yang manis dan pulen sepuasnya hanya dengan membayar tiket Rp 185.000 per orang.
“Kami sudah menginstruksikan kepada seluruh petani durian se-Kabupaten Kuningan untuk berpartisipasi dalam acara Festival Durian di Cibuntu. Mereka akan menyiapkan durian matang yang paling istimewa untuk disuguhkan pada acara tersebut,” tutupnya. (Abel)