banner 728x250
banner 728x250 banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250
Berita  

Puasa Ramadhan sebagai Media Penguatan Daya Komunikasi

banner 120x600

Bingkaiwarta, KUNINGAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kuningan bekerjasama dengan Diskominfo dan LPPL-Kuningan FM menyiarkan pengajian dengan menghadirkan narasumber setiap hari selama Bulan Ramadhan. Pengajian dimulai Pukul 17.00 WIB hingga 18.00 WIB menjelang Ifthar.

Sesuai jadwal pengajian narasumber ada 29 orang dengan tema yang berbeda. Salah satunya Dr. Wahyu Hidayah, M.Si Ketua Komisi Organisasi dan Humas MUI Kab. Kuningan  yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, mengangkat tema “ Puasa Ramadhan Media Penguatan Daya Komunikasi”. Acara disiarkan langsung dari  studio Radio Kuningan FM 100,5 Mhz, Jumat (31/3/2023).

banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Wahyu menyampaikan, bahwa puasa Ramadhan merupakan momentum keharmonisan komunikasi dan juga dalam berkehidupan sosial. Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam hubungan antar manusia, baik di lingkungan keluarga, tempat bekerja, maupun di masyarakat.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Dua kebahagiaan yang didapatkan oleh orang yang puasa, yaitu kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya.”(HR Muslim). Esensi yang didapatkan dari berbuka puasa itu bukan hanya diisi dengan makan dan minum, tapi diwarnai juga dengan perbincangan antara anak dan orang tua, suami dan istri, dan keluarga tempat kerja disitulah letak komunikasi yang muncul saat berkumpul untuk berbuka.

“Komunikasi yang baik dapat menciptakan kehangatan, bagi yang selama ini punya konflik diantara anggota keluarga maka akan kembali mencair setelah membuang rasa egoisme pada diri masing-masing melalui tuntutan ibadah yang kita jalani yaitu berpuasa, puasa adalah sebagai proses pengembangan diri untuk senantiasa jujur, berani bicara mengakui kesalahan, saling memahami dan meminta maaf,” katanya.

Dengan ibadah puasa Wahyu menyebutkan,  akan terbentuk sikap sosial sebagai bentuk komunikasi non verbal, seperti kedermawanan yang diwujudkan dalam bentuk tindakan sesuai kondisi kemampuan melakukan sedekah. Sampai Nabi pernah memberikan contoh berkaitan dengan kedermawanan di bulan Ramadhan. “Barang siapa memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang yang berpuasa ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya (HR. At-Tirmidzi).

Selain itu, menurutnya memiliki manfaat spiritual juga mengidentifikasi seseorang meraih sehat mental karena telah hilang dalam jiwanya watak yang iri, dengki, benci, dendam, dan amarah. Manusia akan menampakkan wajah yang berseri-seri, ceria dan murah senyum, hal ini menandakan sehatnya jiwa.

Dan berdampak pada sehat sosial, yakni munculnya kemampuan seseorang untuk bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi secara harmonis, seimbang, serasi sesama umat manusia dengan balutan percikan cinta dan kasih sayang ilahi dan akan menciptakan pola komunikasi seseorang bertambah baik. Bukan hanya dengan Sang Khaliq, melainkan  juga dengan sesamanya.

“Terkait dengan Komunikasi, sejalan dengan  perkembangan transformasi digital, disinilah butuh pemahaman literasi bagaimana berkomunikasi di ruang digital, jadi  pergunakanlah media sosial sebaik dan sebijak mungkin. Biasakan untuk selalu berpikir terlebih dahulu sebelum  bertindak, sebagaimana dalam berpuasa mengajarkan untuk mengendalikan diri” terangnya.

Wahyu menuturkan, puasa adalah latihan bagi setiap individu, puncak keberhasilannya adalah nilai pengalaman spiritual selama bulan Ramadhan yang terimplementasi kualitas akhlaknya pada 11 bulan berikutnya. Hikmah bulan puasa salah satunya semakin memperkuat keharmonisan dengan jalinan komunikasi yang efektif setelah mengenyampingkan ego masing-masing yang kita sebut dengan melatih diri dalam menahan amarah dan nafsu.

“Puasa Ramadhan memiliki pesan penting akan terbangunnya jiwa sosial sebagai bentuk komunikasi non verbal. Inilah bagian wujud bahwa Puasa Ramadhan sebagai Media Penguatan Daya Komunikasi untuk membangun keharmonisan antar sesama,” tutupnya. (Abel/hms)


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!