Bingkaiwarta, JALAKSANA – Usai viral di media sosial, Rara Baraspatih (16) gadis malang yang di usir oleh tantenya dari Lampung, karena dipaksa pindah agama, dan terlantar di Kuningan pada Minggu (4/5/2025), akhirnya dipertemukan dengan pamannya bernama Wawing di kediaman Kadinsos Kuningan, Dr Toto Toharudin di Desa Sadamantra, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Senin (5/5/2025) pagi.
Remaja kelas 2 SMA 1 Unit 1 Kota Baturaja Lampung tersebut mengalami kemalangan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan di Jakarta. Pasca orangtuanya meninggal, Rara tinggal bersama tantenya yang keturunan Bali dan menganut agama Hindu. Selama tinggal bersama tante-nya tersebut, Rara mengaku tertekan karena terjadi konflik batin.
Oleh Tantenya, Rara diminta untuk berpindah agama. Gejolak bathin pun kian membara di hati Rara. Ia bingung. Karena menolak, Rara pun di usir oleh tantenya. Tak ada pilihan lain selain pergi ke kampung halamannya di Kuningan untuk menemui nenek dan pamannya dari pihak almarhum ibunya. Namun ia lupa nama desa dan kecamatannya.
Dengan niat dan tekad yang bulat, Rara pergi dengan membawa dus berisi pakaian dan boneka kesayangannya berwarna pink. Entah berapa jam ia melewati perjalanan dari Lampung ke Kuningan. Yang Ia ingat dua kali naik bis dan kapal laut. Ia sempat datang ke Polsek yang ia lalui. Lalu diberi surat keterangan jalan dari Polsek.
 
“Lupa berapa lama perjalanan. Yang saya ingat 2 kali naik bis. Naik kapal laut. Sempat di antar juga sama perempuan entah siapa, sampai saya naik kapal,” ungkap Rara kepada bingkaiwarta.co.id
Sampai di Kuningan, kata Rara, Ia turun di lampu merah Cirendang. Ia bingung. Tak tahu harus kemana. Untungnya ada orang yang mengantarnya ke Polsek Cigugur. Biar aman.
Oleh petuga Polsek Cigugur, Rara kemudian terhubung ke Dinas Sosial (Dinsos) dan instansi terkait lainnya. Bahkan mendapatkan perhatian dari Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani.
Pencarian nenek dan paman Rara kemudian dilakukan dengan bantuan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
 
Kadinsos Kuningan, Dr Toto Toharudin menjelaskan, untuk membantu Rara bertemu dengan keluarga, pihaknya membantu melakukan pencarian di data base kependudukan.
Awalnya, Disdukcapil bergerak dengan mencari nama Wawing yang disebut sebagai paman dari Rara. Namun, nama Wawing tidak ditemukan, karena diduga itu sebatas nama panggilan saja.
Kemudian pencarian diteruskan atas nama Astinah yang merupakan nenek dari Rara. Pencarian menemukan petunjuk bahwa ada 65 orang dengan nama tersebut pada rentang usia 60 tahunan.
“Nama dan alamat wanita bernama Astinah tersebut, kemudian ditelusuri dengan bantuan PKH dan aparat desa sesuai alamat. Akhirnya, pencairan pun membuahkan hasil menggembirakan. Astinah yang dimaksud adalah warga Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan,” jelas Toto.
Pagi tadi, lanjut Toto, ada yang menghubungi dirinya dengan menyebut nama Wawing. Dan katanya, Wawing ini akan ke rumahnya untuk memastikan apakah itu Rara atau bukan. “Setelah saya dapat kabar dari Polsek Cigugur bahwa akan ada yang menghubunginya bernama Wawing, baru saya yakin. Mungkin ini pamannya yang dimaksud Rara,” ujarnya.
Pertemuan haru dan menyedihkan antara paman dan ponakan pun terjadi. Tangis pun pecah. Setelah sang paman menemui Rara di ruang tamu rumah Kadinsos. Untuk lebih meyakinkan, Kadinsos pun berusaha menghubungi neneknya melalui video call. Tanpa di duga, mereka pun saling berteriak dalam tangis menyebut nama masing masing. Tangis pun kembali pecah. Keduanya tak kuasa menahan rindu. Ingin segera bertemu.
“Kami akan segera mengantarkan Rara untuk bertemu dengan keluarganya di Cipondok. Siang ini juga kami berangkat kesana,” kata Kadinsos. (Abel)
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
							
 
 











