Bingkaiwarta, KUNINGAN – Jagat maya dan masyarakat Kuningan diguncang kabar memilukan dari Desa Gandasoli, Kecamatan Kramatmulya. Bayi dari pasangan muda Andi dan Irmawati dilaporkan meninggal dunia, diduga akibat kelalaian penanganan di RSUD Linggajati Kuningan.
Kasus ini kini tidak hanya bergulir di media sosial, tetapi juga ditangani langsung oleh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Bahkan, hari ini Senin (14/7/2025), kasus tersebut akan dibawa ke meja Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Peristiwa tragis itu terjadi pada Sabtu malam, 14 Juni 2025. Irmawati datang ke IGD RSUD Linggajati dalam kondisi ketuban pecah dan mengalami pendarahan hebat. Namun, bukannya langsung mendapatkan tindakan intensif atau operasi caesar darurat, Irma justru dipindahkan ke ruang rawat inap tanpa penanganan segera. Operasi caesar baru dilakukan keesokan harinya, dan saat itu bayi dalam kandungannya telah meninggal dunia.
Tragedi ini memicu gelombang empati dan kemarahan publik. Aktivis, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat mengecam dugaan kelalaian RSUD Linggajati. Dokter yang menangani Irmawati, dr Yadi, sempat mengakui hanya dihubungi satu kali oleh perawat malam itu dan tidak sempat memantau langsung kondisi pasien. Ia telah menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban.
Namun, permintaan maaf tersebut tidak menyurutkan langkah keluarga untuk mencari keadilan. Mereka kemudian meminta pendampingan hukum dari Hotman Paris 911 melalui Raden Reza Pramadia dari Kresna Law Firm.
Tim Hotman Paris bergerak cepat. Mereka melayangkan somasi kepada RSUD Linggajati, menuntut kronologi tertulis, pembatalan pernyataan sepihak yang dibuat di bawah tekanan, serta ganti rugi materiil dan immateriil. Reza menegaskan langkah hukum pidana dan perdata akan diambil jika tidak ada tanggapan serius dari pihak rumah sakit.
Hotman Paris sendiri turut menyuarakan langsung desakannya melalui akun Instagram pribadinya. Ia meminta Gubernur Jabar, Kang Dedi Mulyadi, segera mencopot pejabat RSUD Linggajati, termasuk dokter kandungan yang dinilai lalai. Hotman menyoroti dua hari tanpa tindakan medis serius terhadap Irmawati yang berada dalam kondisi darurat kehamilan.
“Air ketuban sudah pecah, darah menggenang. Tapi tidak ada dokter yang datang. Ini tragedi besar. Saya minta KDM copot direksi RSUD Linggajati,” tegas Hotman dengan nada geram.
Hari ini, Senin (14/7/2025), keluarga Andi-Irma dijadwalkan bertemu langsung dengan Gubernur KDM di Bandung. Mereka akan menyampaikan kronologi, menyerahkan dokumen bukti, dan menuntut adanya evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan RSUD Linggajati.
“Ini bukan soal uang. Kami kehilangan bayi yang kami tunggu-tunggu. Kami hanya ingin keadilan, dan agar tak ada keluarga lain yang mengalami seperti kami,” ungkap Andi, ayah bayi tersebut.
Sementara itu, pihak RSUD Linggajati bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan menyatakan telah melakukan audit internal melalui komite medik. Kepala Dinkes, dr Edy Martono, menyampaikan evaluasi masih berjalan dan meminta semua pihak menunggu hasil resmi.
Namun, publik tampaknya sudah kehilangan kesabaran. Gelombang desakan pemecatan, reformasi pelayanan rumah sakit, dan audit menyeluruh terus bergulir menuntut keadilan bagi keluarga korban. (Abel)














