Bingkaiwarta, CIGUGUR – Dampak pencemaran kotoran hewan (kohe) dari peternakan sapi di Dusun Palutungan, Desa Cisantana, yang selama ini mengalir hingga ke pemukiman warga Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, mulai mendapat penanganan serius. Anggota DPR RI Komisi XII, H. Rokhmat Ardiyan, menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup RI membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Biogas di dua lokasi, yakni Desa Cisantana dan Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur.
Peletakan batu pertama dilakukan di Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Jumat (1/8/2025), di atas lahan seluas 8×10 meter. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit; Komisaris PT Puspita Cipta Group, Hj. Dian Marina Puspita; Camat Cigugur, Yono Rohmansah; Kepala Desa Cisantana, Ono Suratno; Kepala Desa Pajambon, Nani Ariningsih; serta perwakilan dari komunitas Sundawani Kuningan.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Cisantana, Ono Suratno, menyampaikan apresiasinya atas kepedulian dan keterlibatan langsung H. Rokhmat Ardiyan.
“Terima kasih kepada Pak Rokhmat Ardiyan, yang sejak awal turun langsung ke lapangan. Beliau telah mengakses anggaran IPAL Biogas ini untuk mengatasi limbah peternakan di dusun kami, khususnya di Palutungan. Ini luar biasa,” ujarnya.
IPAL Biogas ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang, tidak hanya untuk menangani limbah kohe sapi, tetapi juga untuk menghasilkan energi terbarukan dalam bentuk gas metana, serta pupuk organik dari residu hasil pengolahan.
H. Rokhmat Ardiyan menjelaskan bahwa pembangunan IPAL Biogas ini merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto, sebagai respon atas keluhan warga mengenai pencemaran lingkungan.
“Pembangunan ini adalah bentuk kehadiran negara melalui wakil rakyat. Kohe dari peternakan di Palutungan yang terletak di atas bukit kerap mencemari wilayah Desa Pajambon di bawahnya. Kita hadir untuk memberi solusi, bukan sekadar mendengar keluhan,” tegas Rokhmat.
Ia menambahkan, ke depan pembangunan serupa akan terus didorong di titik-titik rawan pencemaran lainnya, sehingga limbah peternakan bisa dikelola menjadi sumber daya produktif.
“Saya ingin limbah ini tidak lagi jadi masalah, melainkan menjadi kompos dan energi terbarukan yang bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. (Abel)
