Bingkaiwarta, KUNINGAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kuningan kembali menghadirkan terobosan positif melalui program Kaligane Farm, sebuah lahan khusus budidaya melon yang berada di area Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Pada Sabtu (30/8/2025) pagi, Lapas sukses menggelar panen perdana sebanyak 1.000 buah melon premium dan lokal.
Panen ini turut disaksikan langsung oleh Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar,, Pj Sekda Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, anggota Komisi II DPRD Kuningan Sri Laelasari, jajaran Forkopimda, kepala dinas terkait, serta sejumlah tamu undangan.
Kepala Lapas Kuningan, Julianto Budhi Prasetyono, mengungkapkan rasa syukur atas dukungan semua pihak sehingga program ini berjalan sukses. Ia menegaskan, budidaya melon bukan hanya sekadar kegiatan pertanian, tetapi juga sarana pembinaan kemandirian bagi warga binaan.
“Alhamdulillah, setelah sekitar 70 hari, kita bisa melakukan panen perdana. Ini bukan hanya soal hasil pertanian, tetapi juga proses pembinaan. Harapannya, keterampilan yang diperoleh bisa menjadi bekal berharga saat warga binaan kembali ke masyarakat,” ucap Julianto.
Dari total 1.000 pohon melon yang ditanam, sebanyak 800 sudah dipanen, sementara 200 lainnya masih dalam tahap pertumbuhan. Sekitar 20 warga binaan terlibat langsung dalam perawatan hingga panen. Varietas yang dikembangkan beragam, mulai dari melon premium hingga lokal, dengan harga jual mencapai Rp35 ribu–Rp40 ribu per kilogram.
Tak hanya budidaya melon, Lapas Kuningan juga menjalankan program ketahanan pangan lainnya seperti sayuran, cabai, terong, perikanan, hingga peternakan. Pemerintah Kabupaten Kuningan pun memberikan dukungan berupa bibit ikan lele, emas, dan gurame.
Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, memberikan apresiasi tinggi atas inovasi ini. Menurutnya, program tersebut tidak hanya bermanfaat bagi warga binaan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi besar.
“Melonnya manis, enak, bahkan ada varietas dari Korea, Jepang, Belanda, hingga Thailand. Inovasi ini jelas pasarnya, berpotensi memperkuat ketahanan pangan daerah, sekaligus memberi citra positif bahwa Lapas bisa produktif,” ujar Bupati.
Anggota Komisi II DPRD Kuningan, Sri Laelasari, yang sejak awal mendampingi program ini juga menilai Kaligane Farm sejalan dengan fokus Komisi II di bidang ketahanan pangan. Bahkan, Lapas juga telah mengolah pupuk organik berbasis kotoran hewan (pupuk kohe) yang terbukti meningkatkan kualitas panen.
Sebagai rangkaian kegiatan, panen perdana melon ini dilanjutkan dengan penebaran benih ikan di area SAE. Dengan berbagai inovasi tersebut, Lapas Kuningan menegaskan komitmennya sebagai lembaga pemasyarakatan yang produktif, proaktif, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Harapannya, Kaligane Farm bisa terus berkembang dan menjadi model percontohan pengembangan ketahanan pangan, baik di lingkungan Lapas maupun di masyarakat luas. (Abel)














