Bingkaiwarta, CIREBON – Pondok Pesantren (Ponpes) Tegalwangi menorehkan terobosan baru. Melalui Yayasan Paguron Islam Tegalwangi, resmi meluncurkan Satuan Pelayan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Sabtu (25/10/2025)
Dapur ini menjadi yang pertama di Kabupaten Cirebon yang sejak awal beroperasi sudah mengantongi sertifikasi resmi. SPPG Ponpes Tegalwangi menaungi 18 satuan pendidikan di sekitar kawasan pesantren, mulai dari tingkat PAUD hingga SD. Meski baru diresmikan, SPPG Ponpes Tegalwangi ini sejatinya sudah beroperasi sejak 27 September lalu. Hingga kini telah melayani 1.000 penerima manfaat.
Dave Akbarshah Fikarno Laksono selaku
Wakil Ketua Komisi l DPR RI yang hadir dalam peresmian SPPG Ponpes Tegalwangi mengaku bangga dengan semangat seluruh jajaran Ponpes yang siap mensukseskan Program Pemerintah.
”Saya datang di acara peresmian SPPG di Ponpes Tegalwangi ini dan saya bangga serta kagum apalagi ini sudah langsung bersertifikat ya, ini semangat baru dalam iku mensukseskan program MBG dari Bapak Presiden Prabowo,” ujar Kang Dave.
Lebih lanjut Dave Laksono yang juga anggota DPR RI dari Partai Golkar berharap SPPG Ponpes Tegalwangi dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Nah Program MBG sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemenuhan gizi yang baik, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil dan dengan adanya SPPG ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program MBG,” Tuturnya.
Dave Laksono juga berharap program MBG dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia. Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung dan menyukseskan program ini demi kemajuan bangsa Indonesia.
Sementara itu Ketua Yayasan Paguron Islam Tegalwangi, Moch Ibdan Hudiya, menjelaskan bahwa ditahap kedua, jangkauan layanan akan diperluas.
“Target kami pada periode kedua nanti, ke-18 sekolah sudah bisa terlayani,” ucapnya.
Lebih lanjut Ibdan menuturkan sebelum SPPG beroperasi, pihak yayasan lebih dulu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Memastikan seluruh proses pengolahan makanan memenuhi standar keamanan dan kebersihan.
“Nah Kami sejak awal sudah menyiapkan semua aspek sertifikasi. Relawan juga dilatih tentang higienitas, cara memasak, dan penyajian makanan sesuai standar, Jadi sebelum muncul wacana sertifikasi dapur, kami sudah lebih dulu melengkapinya,” Katanya.
Saat ini, SPPG Ponpes Tegalwangi telah mengantongi dua sertifikat utama. Yakni Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Sertifikasi Halal. Sementara dua sertifikasi lainnya, kelayakan air dan sertifikasi juru masak dari BNSP, tengah dalam proses pengajuan.
Ketua SPPG Ponpes Tegalwangi, Subhan, menambahkan pengelolaan limbah dapur menjadi perhatian serius. Ia menyadari, isu limbah dapur MBG ramai dibicarakan.
Pihaknya sudah mengantisipasi, demi menjaga kualitas, dan menghindari pencemaran lingkungan di kemudian hari.“Kami membangun sistem IPAL sendiri untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang. Jadi tidak ada pencemaran lingkungan,” tuturnya.
Dapur MBG ini melibatkan 45 tenaga kerja. Sebanyak 43 di antaranya warga Desa Tegalwangi, dan dua lainnya berasal dari Desa Megucilik. Ditahap pertama ini, dari sembilan juru masak yang tersedia, lima di antaranya sudah aktif bertugas.“Sebagian tenaga masak kami sudah berpengalaman dan telah mendapat pelatihan gizi dan kebersihan,” pungkanya.
Untuk memastikan ketepatan waktu dan kesegaran makanan, dapur SPPG membagi jadwal pelayanan dalam dua sesi. Makanan untuk siswa TK hingga kelas 3 SD dikirim pagi hari, sementara untuk siswa kelas 4 SD hingga SMA dikirim pada siang hari. Proses memasak dimulai sejak pukul 02.00 dini hari, agar seluruh menu siap sebelum pengantaran. Dengan sistem yang tertata, SPPG Ponpes Tegalwangi diharapkan tidak hanya menyuguhkan makanan yang menyehatkan. Tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar. (ARL)
