Bingkaiwarta, KUNINGAN – Persatuan Olahraga Domino Indonesia (PORDI) Kuningan siap unjuk gigi di kancah nasional dengan mengirimkan atlet-atlet terbaiknya ke Indonesia Domino Tournament (IDT) 2025. Ajang bergengsi dengan total hadiah fantastis sebesar 1,28 Miliar Rupiah ini akan digelar di Plaza Tenggara dan parkir selatan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 15 November 2025.
IDT 2025 yang mengusung tema “Strategi Satoe Meja, Semangat Satoe Bangsa” ini diprediksi akan menjadi perhelatan olahraga domino terbesar di Indonesia. Turnamen yang diselenggarakan oleh PT Meraya bekerja sama dengan Pengurus Besar PORDI ini akan diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia, bahkan dari 7 negara di Asia.
PB PORDI menjadikan ajang ini sebagai upaya serius untuk mengangkat derajat olahraga domino di Indonesia agar segera diakui oleh KONI, serta dapat berkontribusi di ajang Porprov, PON, hingga SEA Games. Pasalnya, domino bukan sekadar permainan, melainkan olahraga yang menguji kecerdasan (Mind Sport).
IDT 2025 menargetkan partisipasi kolosal dengan melibatkan 4.496 pasangan peserta yang akan berkompetisi dalam empat kategori utama: Umum (1.024 pasangan), Eksekutif (192 pasangan), Utusan Internasional (8 negara), dan Domino Terburu-buru & Seru (1.024 pasang).
Ketua Pengda PORDI Kuningan, Lia Nuryanah, SP, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Cikondang, Kecamatan Hantara, Kuningan, menyambut antusias event ini. Ia langsung bergerak cepat mendaftarkan atlet-atlet terbaik Kuningan untuk berpartisipasi.
“Saya mengapresiasi penuh Indonesia Domino Tournament (IDT) 2025. Event ini merupakan keseriusan PORDI dalam mengembangkan olahraga domino di tanah air, dan juga merupakan titik awal bagi atlet Pengda PORDI Kuningan untuk bisa berpartisipasi di kancah internasional,” ujarnya kepada bingkaiwarta.co.id, Rabu (5/11/2025).
Dengan partisipasi di IDT 2025, PORDI Kuningan berharap dapat mengharumkan nama daerah serta memotivasi para atlet domino untuk terus berprestasi. Ajang ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan olahraga domino di Indonesia, serta membuka peluang bagi atlet-atlet daerah untuk bersaing di level yang lebih tinggi. (Abel)














