Bingkaiwarta, JAKARTA – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) meraih penghargaan dalam ajang Be Award sebagai “Instansi dengan Pemanfaatan Tanda Tangan Elektronik Paling Masif” Kategori Sektor Pemerintah Pusat dan BUMN, Minggu (23/11/2025), di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Be Award merupakan bagian dari Digital Trust 360 Summit yang diselenggarakan oleh Badan Siber Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI).
Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi Kementerian ATR/BPN, Dwi Budi Martono, menyatakan bahwa pemerintah melalui BSSN dan BSRe (Balai Sertifikasi Elektronik) mendukung transformasi digital pemerintahan dan mendorong semua instansi menggunakan Tanda Tangan Elektronik (TTE).
“Kementerian ATR/BPN ini termasuk yang paling masif dalam kebijakan TTE,” ujar Dwi Budi Martono, Sabtu (22/11/2025).
Kementerian ATR/BPN dinilai telah menggunakan TTE di segala lini proses bisnis, termasuk persuratan, keuangan, hingga Sertipikat Elektronik. “Untuk total penggunaan TTE saat ini sudah mencapai 81 juta. Seperti persuratan, semua level persuratan saja dari tingkat Eselon 1-3 semua pakai TTE,” ungkap Dwi Budi Martono.
Dalam Be Award, Kementerian ATR/BPN bersanding dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Bandung.
Dwi Budi Martono menjelaskan bahwa implementasi TTE memberikan kontribusi besar dalam transformasi digital di Kementerian ATR/BPN. “Secara kerja, bisa sangat fleksibel. Saya tanda tangan di mana pun bisa jika menggunakan TTE. Bahkan parafnya elektronik, real time juga. Sangat aman juga daripada tanda tangan manual yang rentan dipalsukan,” terangnya.
Kementerian ATR/BPN juga terus meningkatkan keamanan siber. “Dalam implementasi transformasi digital ini, kita menerapkan multi factor authentication (MFA) dan melakukan audit berkala terkait keamanan digital ini,” jelas Dwi Budi Martono.
Terkait langkah ke depan, Dwi Budi Martono menjelaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya meningkatkan inovasi layanan digital. “Transformasi digital itu ibarat sebuah journey yang tidak ada ujungnya. Masyarakat ingin dilayani dengan baik melalui layanan-layanan digital kita, seperti Sentuh Tanahku,” pungkasnya. (Abel/hms)
