Bingkaiwarta, INDRAMAYU – Suasana berbeda tampak di kawasan Main Oil Storage (MOS) Balongan, Indramayu pada Rabu (26/11).
Lintasan kegiatan operasional berubah menjadi arena simulasi latihan kesiapsiagaa, saat PT Pertamina EP (PEP) Zona 7 menggelar Major Emergency Drill sebagai bagian dari komitmen Perusahaan meningkatkan kemampuan respons seluruh unsur terkait dalam menghadapi situasi darurat operasi hulu migas.
Latihan, yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB, dipantau secara terpadu dari tiga pusat kendali yang saling terhubung, yaitu Field Incident Command Post di MOS Balongan, Incident Management Team Zona 7 di Cirebon, serta Business Support Team Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa di Jakarta.
Koordinasi lintas lokasi ini menjadi bagian penting dari simulasi untuk memastikan alur komunikasi berjalan baik dan setiap unsur memahami perannya.
Pelaksanaan latihan kali ini menghadirkan skenario kebocoran minyak di MOS Balongan yang kemudian memicu rangkaian penanganan lanjutan seperti pemadaman, penyelamatan korban, evakuasi warga lokal, hingga respons terhadap drone illegal yang memasuki area operasi.
Meski berupa simulasi, seluruh rangkaian kegiatan dilakukan dengan serius dan profesional oleh 216 peserta latihan dari berbagai pihak, termasuk Polres Indramayu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, Dinas Pemadam Kebakaran Indramayu, RS Pertamina Balongan, hingga masyarakat Desa Balongan.
General Manager Zona 7 Pertamina EP, Afwan Daroni, menyampaikan bahwa latihan ini dilakukan untuk memastikan seluruh elemen dapat bekerja dengan sigap, tenang, terkoordinasi, dan tepat sasaran ketika menghadapi situasi darurat.
“Operasi hulu migas melibatkan banyak pihak, sehingga kemampuan untuk bekerja bersama dengan cepat dan terkoordinasi menjadi kunci utama. Latihan ini memberikan gambaran nyata bagaimana prosedur penanganan insiden berjalan, dan memastikan seluruh tim memahami perannya. Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menjaga keberlangsungan operasi secara selamat dan teratur,” ujar Afwan.
Afwan menambahkan bahwa lokasi MOS Balongan yang berdekatan dengan jalan raya dan sejumlah fasilitas penting lainnya membuat komunikasi dengan masyarakat menjadi hal yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan kesiapsiagaaan.
Karena itu, warga Desa Balongan dilibatkan langsung dalam simulasi evakuasi sebagai bentuk edukasi dan transparansi perusahaan.
Sementara itu, Head of Communication, Relations & CID Zona 7 Pertamina EP, Wazirul Luthfi, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menguji kesiapan teknis, tetapi juga memperkuat hubungan dan kepercayaan antara Pertamina EP dan masyarakat sekitar.
“Pelibatan warga menjadi bagian penting dari simulasi. Tujuan kami adalah agar masyarakat merasa aman, memahami langkah-langkah yang harus dilakukan, dan melihat langsung bahwa setiap unsur keselamatan dioperasikan dengan terencana. Kesiapsiagaan bukan hanya milik industri, tetapi juga menjadi pemahaman bersama antara Perusahaan dan masyarakat,” jelas Wazirul.
Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar, ditutup dengan sesi evaluasi bersama untuk mengidentifikasi hal-hal yang telah berjalan baik, serta bagian yang perlu ditingkatkan pada latihan berikutnya.
Bagi Pertamina EP, latihan ini bukan sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi bagian dari upaya berkelanjutan membangun budaya Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Lingkungan (Health, Safety, Security and Environment/HSSE) yang kuat di seluruh lini operasi.
Dengan sinergi antara Pertamina EP, instansi pemerintah, aparat keamanan, tenaga kesehatan, dan masyarakat, Perusahaan berharap kesiapsiagaan ini dapat menjadi fondasi kuat dalam menjaga kelancaran operasi dan pelayanan energi bagi masyarakat. (ARL)














