banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Tradisi Babarit Menjadi Ciri Milangkala Kuningan

Bingkaiwarta, KUNINGAN – Dua tahun pasca pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali mengadakan tradisi Babarit yang sarat dengan nilai filosofi sebagai wujud syukur, menjaga alam, indahnya berbagi dan mendokan para leluhur. Sawer air empat penjuru, tumpeng dan gamelan diiringi tarian menjadi ciri tradisi Babarit. Kegiatan ini berlangsung dalam rangkaian perayaan Milangkala (ulang tahun) ke-524 Kuningan, di Depan Pendopo, Jl. Raya Siliwangi Kuningan, (28/8/2022).

Tradisi Babarit juga menjadi bagian ciri dalam milangkala desa, sementara untuk Milangkala Kuningan, adapun prosesinya, seperti menyatukan air dari empat penjuru mata air  kabuyutan, Barat dari Mata Air Cihulu Kuningan- Kel. Winduherang-Cigugur), Utara dari Cikahuripan-Kahiyangan Indapatra- Cilimus. Timur dari Kabuyutan Indrakila-Karangkencana. Dan, Selatan, Kabuyutan Jamberama-Selajambe. 

banner 728x250

Selain itu, disiapkan lima Tumpeng, sebagai simbol, satu Tumpeng Indung dan empat Tumpeng yang merupakan kiriman dari empat penjuru lembur. Tumpeng ini dibagikan oleh Bupati Kuningan kepada warga yang turut hadir. 

Suasana babarit terasa sakral diiringi gamelan dan kacapi suling, diseling dengan Musik Tarawangsa dipadukan dengan tarian empat penari tari kendi air, dengan narasi dari Juru Kawih Titis nitis mawa lantis, tina keclak ngajadi cikaracak, nu sumerep making lemah, maseuhan tanah kaheman. Laju ngaburial cinyusu di saban madhab, papat madhab kalima tunggal ngawangun talaga wening, nu ngeclak lir cahaya inten. Cikahuripan pigeusaneun hirup hurip. Hurip nagri waras abdi Curr…! Bismilllahirrohmanirrahim.

Usai itu, Bupati Kuningan H. Acep Purnama menyipratkan air dari gentong ke empat madhab, selanjutnya penari mengambil air dari baki yang diisi mayang jambe untuk diserahkan ke Bupati untuk menyipratkan air, suasanapun semakin riang bagi yang kena cipratan air. 

Selanjutnya, murak tumpeng yang dilakukan Bupati bersama Wakil Bupati Kuningan HM. Ridho Suganda. Kemudian, nasi tumpeng dibagikan kepada Tobas, Ketua DPRD, Dandim 0615, Kapolres Kuningan, Kepala Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, dan Sekda Kuningan Dr. Dian Rachmat Yanuar.

Acara diteruskan dengan murak dan berbagi Tumpeng kepada warga yang menghadiri tradisi babarit, suasanapun berubah menjadi ramai saling menunggu untuk kebagi Tobas. Hal ini memiliki kesan tersendiri bagi warga, seperti diungkapkan Agus Warga Desa Kertawangunan.

“Kegiatan ini bukan hanya menjadi tontonan melainkan juga tuntunan bagaimana indahnya kebersamaan kita bisa berbaur dan memiliki kepedulian akan sumber mata air,” kata Agus kepada bingkaiwarta.co.id.

Bupati Kuningan H. Acep Purnama menjelaskan, Babarit merupakan bagian wujud syukur kepada Allah SWT yang Maha Kuasa dan Maha Agung atas nikmat yang telah diturunkan. Sekaligus mendoakan para pendahulu/karuhun yang telah pulang kerahmatullah, atas darma bhaktinya.“Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke”  yang berarti ada dahulu ada sekarang, tak ada dahulu tak ada pula sekarang. 

“Kita menyaksikan bersama Babarit ini memiliki nilai filosofi nilai-nilai tradisi dan budaya untuk menjaga alam dan memiliki kepekaan sosial. Semoga Kuningan senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, untuk menjadikan Kuningan sebagai daerah  baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, daerah yang subur dan makmur yang diiringi dengan selalu bersyukur atas nikmat yang terima,” jelas Bupati.

Sementara itu, Dandim 0615 Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan mengapresiasi atas antusias masyarakat dalam tradisi Babarit. “Saya kan ini baru pertama kali menyaksikan acara babarit, saya apresiasi atas antusias masyarakat. Banyak sekali mayarakat yang hadir di sini. Mungkin karena setelah pandemi 2 tahun lebih ya jadi masyarakat banyak yang hadir. Ini merupakan anugerah buat Kabupaten Kuningan, semoga kedepannya menjadi kabupaten yang lebih maju, keamanan stabil dan ekonominya semakin meningkat,” kata Dandim.

Senada dengan Dandim, Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdi merasa bangga dengan digelarnya acara tradisi Babarit. Karena, semua masyarakat yang hadir bisa meluapkan kegembiraan di Hari Ulang Tahun Kuningan ke 524.

“Ini merupakan suatu kebersamaan, suatu kemanunggalan antara Forkopimda dengan masyarakat. Kita makan bareng, kita bergembira bareng dan ini harus kita lakukan di tahun berikutnya,” ujar Zul sapaan akrabnya.

Zul menambahkan, selain kegembiraan, pesta Babarit ini mengandung filosofis bahwa kita sebagai bangsa harus merawat kekayaan alam. “Tadi kita melihat ada ritual air. Air adalah sumber kehidupan. Maka dari ritual tersebut kita sosialisasikan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga sumber daya alam di Kabupaten Kuningan,” pungkasnya. (Abel)


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!