banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
Berita  

Banser Kuningan Gelar Diklatsar: Membentuk Kader Siap Jaga Islam dan NKRI

 

Bingkaiwarta, LURAGUNG – Di tengah kompleksitas tantangan zaman, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Kuningan menunjukkan konsistensinya dalam mencetak kader-kader tangguh. Melalui kerja sama PAC GP Ansor Luragung dan Satkoryon Banser Luragung, Banser kembali menggelar Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) pada 25–27 Juli 2025 di Desa Benda, Kecamatan Luragung.

banner 728x250

Sebanyak 45 peserta muda dari berbagai desa mengikuti kegiatan ini dengan semangat mengabdi dan belajar menjadi garda terdepan penjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Diklatsar ini dibuka oleh Dr. Wahyu Hidayah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan sekaligus Kasatkorcab Banser Kuningan, mewakili Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar. Dalam arahannya, Wahyu menekankan bahwa menjadi Banser bukanlah perkara seragam atau barisan apel, melainkan pilihan hidup untuk hadir dan mengabdi tanpa pamrih.

“Banser adalah jalan sunyi yang tak banyak dipilih. Tapi justru di jalan itu kita belajar cinta tanah air, kesetiaan pada ulama, dan kesiapsiagaan menghadapi segala keadaan. Banser tidak pernah hadir untuk mencari nama—ia hadir karena panggilan iman dan cinta pada umat,” ujar Wahyu dengan penuh semangat.

Ia juga mengajak generasi muda untuk bangga menjadi bagian dari Ansor dan Banser, sebagai gerakan yang terbukti relevan lintas zaman dan mampu menjawab tantangan masa.

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kuningan, M. Muhaimin atau akrab disapa “Cak Imin-nya Kuningan”, menegaskan pentingnya kaderisasi yang kokoh, terstruktur, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Diklatsar bukan sekadar latihan fisik. Ini ruang transformasi karakter. Kita ingin membentuk kader yang tangguh, santun, religius, dan cinta NKRI,” ujarnya.

Tema Diklatsar kali ini, lanjutnya, mencerminkan karakter ideal kader Banser masa kini: “Banser kudu sagala nyaho, sagala bisa, sagala boga.” Artinya, Banser harus cerdas, terampil, dan mandiri—siap menjadi solusi di tengah masyarakat, bukan sekadar simbol.

Hadir pula Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Barat, H. Muhammad Rasdi, yang memberikan pembekalan. Dalam pesannya, ia mendorong Banser untuk terus beradaptasi dan memperluas kiprah.

“Banser tidak cukup hanya sebagai pengaman. Ia harus menjadi pelopor ketahanan sosial, relawan kebencanaan, agen literasi, bahkan digitalisasi di desa. Hadir di semua ruang kebaikan,” ungkapnya. Ia menegaskan, loyalitas Banser terhadap ulama dan bangsa adalah harga mati. “Banser adalah tameng umat. Di pundaknya terpikul kehormatan NU dan kehormatan bangsa,” tegasnya.

Selama tiga hari, para peserta dibekali materi tentang Aswaja dan ke-NU-an, wawasan kebangsaan, kebanseran, penanggulangan bencana, serta simulasi tugas lapangan. Kurikulum Diklatsar dirancang untuk membentuk kader yang siap secara fisik, mental, dan spiritual.

Mengutip dawuh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari:
“Kalau santri dan kader NU tidak turun tangan, tunggulah kehancuran bangsa ini.”
Banser Kuningan menjawabnya dengan tegas:
“Kami hadir. Kami turun. Kami siap menjaga!”

Banser bukan sekadar organisasi.
Ia adalah laku hidup.
Barisan yang diam-diam bekerja.
Barisan sunyi yang setia.
Barisan yang tak gentar menjaga Islam dan Nusantara. ** (Abel)


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan