Bingkaiwarta, BALI – Kreativitas BNN RI dalam menggelorakan war on drugs tidak ada habisnya. Kali ini BNN RI kembali menyelenggarakan event internasional yang dapat diikuti oleh semua pihak, tidak terkecuali BNNK Kuningan, Minggu (30/07/2023).
Bertajuk Running Against Drugs, kegiatan ini diikuti 1.500 peserta dari dalam dan luar negeri. Sebagaimana dalam rangka program P4GN, Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia memerangi peredaran gelap narkotika yang menjadi kejahatan internasional.
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Komjen Pol Prof Dr Petrus Reinhard Golose menegaskan, bahwa BNN tak akan bosan-bosannya melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan masyarakat.
Memeriahkan partisipasi tersebut, BNNK Kuningan mengirimkan setidaknya empat peserta termasuk Kepala BNNK Kuningan yaitu AKBP Yaya Setyanagara, S.H, M.H. Ketiga yang lainnya antara lain Ali indriawan, S.H Iim Ibrahim, dan Andriyana.
Menurut Kepala BNN RI Komjen Pol Prof Dr Petrus Reinhard Golose menuturkan, bahwa BNN tak akan bosan-bosannya melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan masyarakat.
“Kegiatan positif ini kami laksanakan untuk soft power approach menyampaikan pesan hal yang harus terus menerus dilakukan dan tidak boleh bosan, bukan dengan cara yang lain seperti datang ke Bali mencoba menggunakan narkotika, tapi datang untuk berbagai macam kegiatan positif, seperti Running Against Drugs ini,” tuturnya.
Sedangkan Kepala BNNK Kuningan AKBP Yaya mengatakan, kegiatan ini sangat baik tidak hanya untuk himbauan pencegahan narkoba tapi juga promosi untuk hidup sehat. Sehingga patut kita dukung dan sukseskan bersama.
Dikatakan Yaya, BNN Run 2023 ini menjadi salah satu dari rangkaian Hari Anti Narkotika Indonesia (HANI). Tidak hanya dalam negeri saja, Running Against Drugs ini dari 1.500 peserta selain dari Indonesia, juga ada pesetrta Internasionalnya seperti dari negara Peru, Amerika, Kenya, Perancis dan Rusia.
“Alasan Bali menjadi tempat ajang Internasional ini, karena Bali menjadi venue tempat pariwisata dunia. Selain itu, juga memiliki sisi lain yakni Bali menjadi 1 dari 20 provinsi di Indonesia yang penggunaan narkotikanya terbanyak,” ujar Yaya kepada bingkaiwarta.co.id, Senin (31/7/2023).
Bahkan penyalahgunaan narkotika di Indonesia lebih banyak dibanding kasus pidana lainnya yaitu pidana umum, korupsi, teroris, lingkungan hidup dan sebagainya. “Ini menjadi tanggungjawab besar bersama kita tidak hanya BNN, melainkan juga seluruh stakeholder dan masyarakat,” tandas Yaya.(Abel/hms)