Bingkaiwarta, KUNINGAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah adanya laporan makanan berjamur yang tidak layak konsumsi dari salah satu dapur penyedia MBG di Kabupaten Kuningan.
Ketua Satgas MBG Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, menyatakan kekecewaannya dan meminta agar masalah ini tidak dianggap remeh. “Ini menyangkut nama baik program, tanggung jawab moral, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” ujarnya kepada awak media, Selasa (7/10/2025).
Wahyu menginstruksikan Kepala SPPG dan Ahli Gizi untuk segera melakukan verifikasi lapangan secara menyeluruh guna mengetahui penyebab pasti munculnya jamur. Ia juga meminta dokumentasi lengkap dan laporan tertulis dari pihak dapur yang bersangkutan, termasuk kronologi, jumlah paket terdampak, dan bukti penarikan/penggantian. Laporan tersebut harus diserahkan paling lambat besok pagi untuk bahan evaluasi Satgas.
Bidang Gizi juga diminta untuk melakukan pembinaan ulang terhadap seluruh penyedia dapur MBG, khususnya mengenai standar keamanan pangan, proses penyimpanan dan distribusi, serta ketentuan waktu maksimal konsumsi produk olahan. SPPG juga wajib memperketat pengawasan harian terhadap setiap dapur, dengan checklist kebersihan dan waktu produksi.
Satgas menegaskan tidak akan mentolerir kejadian serupa di masa mendatang dan akan mengambil langkah tegas sesuai ketentuan, termasuk evaluasi dapur dan rekomendasi sanksi administratif kepada pihak yang lalai.
Sementara itu, Kepala SPPG Luragung Tonggoh, Wawan Rizki Setiawan, dan Ahli Gizinya, Aditha Noviana, dalam surat klarifikasinya menjelaskan bahwa brownies tersebut didistribusikan pada 3 Oktober 2025 pukul 13.00 di Desa Luragung Tonggoh. Mereka menduga jamur muncul karena penyimpanan yang kurang tepat, yaitu snack dikemas dalam mika dan disimpan dalam wadah kedap udara di suhu ruang yang tinggi dalam waktu yang lama.
Wawan juga menambahkan bahwa masalah ini telah diatasi dengan mengganti brownies yang berjamur sebanyak 10 buah. (Abel)
