banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Islamophobia Terjadi Lagi

Oleh : Ummu Aimar

Pada hari Kamis, Swedia meminta  untuk mengekstradisi seorang pria Irak yang dilaporkan membakar al-Quran di luar masjid Stockholm minggu ini.
“Ketua Dewan Peradilan Tertinggi, Faiq Zidan, memerintahkan kembalinya Salwan Momika, yang dikatakan berasal dari Irak, agar dia dapat diadili sesuai dengan hukum Irak,” kata laporan media setempat seperti dikutip dari New Arab, Sabtu (1/7/2023).

banner 728x250

Langkah itu dilakukan beberapa hari setelah Momika, yang dikatakan berasal dari Irak, dilaporkan menginjak kitab suci umat Islam dan membakar beberapa halaman di depan masjid terbesar di Ibu Kota Swedia pada Selasa lalu.
Kementerian Luar Negeri Irak telah memanggil duta besar Swedia atas pembakaran itu, menurut pernyataan yang dibagikan di Twitter.  (https://international.sindonews.com)

Pembakaran Al-Qur’an di Swedia kembali berulang. Aksi Salwa membakar lembaran Al-Qur’an, diketahui dan telah mendapatkan izin dari Pengadilan Swedia.
Berulangnya aksi pembakaran Al-Qur’an ini dinilai sebagai cermin lemahnya kekuatan politik umat Islam. Ini cerminan kelemahan kekuatan politik global umat Islam yang amat sangat. Bagaimana bisa umat Islam yang jumlahnya hampir 2 miliar, tidak berdaya menghadapi seorang Salwan, seorang Paludan, atau menghadapi sebuah negara kecil Swedia yang penduduknya tidak terlalu besar itu.

Kelemahan itu, muncul karena umat Islam tidak bersatu di bawah satu institusi politik sehingga umat Islam yang jumlahnya hampir dua miliar  (kalah) dengan Swedia. Seharusnya disinilah pentingnya kita bersatu, dan untuk bersatu perlu dua syarat. Harus ada institusi politik yang menyatukan dan yang kedua harus ada pemimpin yang menyatukan.

Ketiadaan institusi politik itu, menjadikan ajaran Islam tidak bisa direalisasikan, akhirnya umat terpinggirkan. Dan islamofobia akan terus ada. Sekadar melindungi Al-Qur’an tidak bisa, melindungi muruah Nabi tidak bisa,melindungi negeri muslim tidak bisa. Ini harus menjadi pelajaran.

Kejadian ini seharusnya mengajak agar umat Islam mengutuk dan mengecam peristiwa pembakaran Al-Qur’an ini. “Al-Qur’an itu, sebagaimana keberadaan Nabi saw., berada di titik yang paling sensitif pada tubuh umat Islam. Karena itu kita harus mengutuk dan mengecam. Kecaman serta kutukan itu harus diekspresikan secara nyata, sebab jika tidak maka umat Islam dianggap tidak peduli.

Tindakan pembakaran Al-Qur’an ini aneh. Ia mempertanyakan apa yang salah dari Al-Qur’an. Kalau Al-Qur’an dianggap telah menginspirasi umat Islam untuk melakukan kejahatan, terorisme yang menimbulkan kerusakan dan kematian demikian besar, pada faktanya kerusakan itu bukan dilakukan oleh umat Islam.

Nyatanya Hak Asasi Manusia Internasional menyatakan bahwa pelanggar HAM terbesar di muka bumi itu tidak lain adalah Amerika Serikat. Kita bisa lihat pada invasi di Afganistan kemudian invasi di Irak yang telah menewaskan jutaan manusia. Mereka yang melakukan kerusakan.

Solusi yang bisa dilakukan saat ini agar pembakaran Al-Qur’an tidak berulang, maka harus ada tuntutan hukum bagi pelaku. “Tuntutan hukum ini bukan mengandalkan hukum Swedia tapi harus tuntutan internasional.

Kepada negara yang melindungi atau menganggap bahwa pembakaran Al-Qur’an itu legal, harus dihukum melalui tindakan ekonomi (embargo), pemutusan hubungan diplomatik. “Dunia Islam yang berjumlah 50 negara itu jika melakukan pemutusan hubungan ekonomi, misal ekspor impor dihentikan saya kira itu akan sangat berdampak besar.

Pembakaran Al-Quran yang terjadi di Swedia ini menjadi amunisi bagi umat Islam untuk bangkit, seiring dengan pendalaman kajian Islam yang semakin intensif terjadi di seluruh dunia, dan tidak terbendung.
Harus ada umat yang berani menjaga jati dirinya sebagai seorang muslim, berpegang kepada tali Allah, berpegang kepada Al-Qur’an dengan risiko apa pun. Ini yang harus kita bangun, di tengah himpitan yang begitu rupa karena rezim yang salah arah.

Kaum muslim ketika kekhalifahan dahulu masih tegak, bisa dengan mudah melakukan tindakan tegas bagi negara yang melakukan penghinaan terhadap Rasulullah saw..Karna khilafah itu mempunyai kekuatan efektif. Kekuatan efektif itu artinya kekuatan yang dilihat oleh mereka secara nyata.

Cukup sudah penderitaan yang dialami oleh umat Islam baik di negeri mayoritas Muslim maupun di negeri yang Muslimnya terbilang minoritas. Penjajahan pemikiran terus digencarkan tanpa mengenal waktu dan wilayah. Peristiwa Islamophobia pada saat ini malah semakin marak jika dilihat fakta hari ini perkembangan populasi umat Islam dan ide Islam semakin meningkat.

Kaum kafir barat tidak henti-hentinya melakukan serangan demi serangan untuk membendung kebangkitan Islam. Mereka sejatinya tahu bahwa Islam akan jaya kembali. Ketakutan yang dihadapi oleh kafir barat sudah tidak bisa terbantahkan sejak peradaban Islam yang terakhir yaitu pada masa kepemimpinan Daulah khilafah Utsmaniyah runtuh pada tanggal 3 Maret 1924.

Fakta hari ini menunjukkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan populasi di negeri yang notabene biang liberalisme dan pengedar utama ideologi kapitalisme yaitu Amerika Serikat populasi umat Islam yang tinggal di sana semakin berkembang pesat.
Meski begitu masif ide islamophobia namun bukan menjadi penghalang untuk melaksanakan ibadah.

Penyebab penistaan Al-Qur’an terus berulang
yang membuat aneh adalah islamofobia di negeri ini. Negeri yang notabene mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Islamophobia juga tidak kalah gencar di negeri ini. Penjajahan pemikiran dan media yang seenaknya memutar balikkan fakta tentang kejayaan Islam dengan mudah untuk berseliweran. Karena saat ini pola pikir umat Islam bisa dikatakan cenderung lemah dan mengalami kemorosotan, maka dengan mudah dipengaruhi oleh pemikiran asing sehingga mudah disetir oleh kaum kafir Barat.

Sungguh cukup memilukan kondisi hari ini. Adapun jika diberikan solusi atas semua persoalan yang ditawarkan adalah solusi secara Islam malah dipandang sebagai radikal. Malah sebagai momok yang menakutkan. Hal ini membuktikan betapa umat Islam di negeri ini sangat membutuhkan edukasi secara terus-menerus dan tanpa kenal lelah di tengah islamophobia yang sengaja diciptakan oleh kafir barat semakin menggema.

Tidak sedikit umat Islam di negeri ini akibat pemikiran sekuler kapitalis yang masih menancap dalam benak kaum Muslim takut dengan ajaran agamanya sendiri. Yang mengatakan benar dan sesuai syariat dikatakan fundamentalis

Pernyataan yang demikian sengaja dipelintir oleh kafir Barat kepada kaum muslim dengan memberikan pemikiran yang bersifat batil. Untuk menghilangkan ide islamofobia memang tidak bisa dilakukan secara individu. Akan tetapi butuh adanya persatuan dari seluruh kaum muslimin untuk membasmi ide batil ini dengan terus menyuarakan Islam yang secara komprehensif. Melakukan interaksi kepada secara terus menerus bahwa ide islamofobia hanya bisa hilang secara tuntas ketika ada perisai yang menaungi umat Islam.

Dengan adanya penerapan Islam secara totalitas maka dengan mudah islamofobia bisa dicegah hingga ke akar-akarnya dan negara melarang pemikiran asing masuk ke wilayah kepemimpinan Islam agar akidah umat terus terjaga.

Propaganda negatif juga muncul dari negara-negara yang mendukung konsep kebebasan berekspresi.
Stigmatisasi Islam berakar dari pandangan Islamophobia. Islamophobia sendiri diartikan sebagai sebuah istilah yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan dan kebencian terhadap Islam dan Muslim. Anti terhadap Islam lahir dari adanya cara pandang yang keliru tentang Islam dan syariatNya. Islam dijadikan musuh bersama masyarakat.

Islam sebagai sebuah ideologi menjadi ancaman bagi ideologi sekularisme. Syariat Islam yang diterapkan secara totalitas atau kaffah oleh negara akan melawan segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh idelogi sekuler.

Semakin jelas bahwa Islamophobia diaruskan oleh ideologi yang bertentangan dengan Islam. Ieologi sekularisme yang telah menjauhkan agama dari kehidupan manusia terbukti telah memproduksi narasi menyesatkan seputar Islam dan kaum Muslimin. Sehingga sangat mudah untuk dilumpuhkan dan dilecehkan ajarannya.
Sudah saatnya kita mengakhiri segala bentuk kebencian terhadap Islam dengan menggaungkan dakwah Islam ideologis. Menyeru manusia agar mengambil Islam sebagai risalah yang sempurna.


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!