Bingkaiwarta, KUNINGAN – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kuningan, DR. Elon Carlan menegaskan, bahwa Disnakertrans berkewajiban untuk menempatkan para pencari kerja pada posisi lowongan pekerjaan yang tersedia. Oleh karena itu, pihaknya menjalin kerjasama dengan PT Joshua dalam pengisian posisi lowongan kerja yang mereka buka.
“Perusahaan asal Korea itu mempunyai management pengelolaan perusahaan yang sudah benar. Dan, pemerintah berada di tengah-tengah yang menghubungkan antara pencari kerja dan penyedia posisi pekerjaan,” kata Elon kepada awak media, di Ruang Rapat Disnakertrans, Kamis (22/9/2022) siang.
Perlu diketahui, di perusahaan garmen yang saat ini masih dibangun di Desa Cieurih, Kecamatan Cidahu, membutuhkan 3 ribu karyawan di 20 posisi hingga Februari 2023 nanti.
Berdasarkan informasi, fisik bangunan pabrik ini akan selesai dan siap beroperasi, pada Juni 2023. Untuk proses perekrutan tenaga kerja yang posisinya dibutuhkan di awal operasi pabrik, seperti bidang akunting, personalia, dan kelistrikan, sudah dilakukan bulan September ini.
Diakui Elon, pihaknya telah menerima kedatangan manajemen PT Stitch Joshua bersama pemilik modal perusahaan dari Korea yang menceritakan akan membuka lowongan pekerjaan di perusahaan yang mereka bangun di Desa Cieurih, Kecamatan Cidahu.
“Kami menyambut baik dengan hadirnya perusahaan yang berpotensi menyerap ribuan tenaga kerja. Karena, ini bisa membantu mengurangi tingginya angka pengangguran di Kabupaten Kuningan. Disnakertrans Kuningan selama ini mempunyai misi mengentaskan angka pengangguran di Kuningan,” ujarnya.
Terkait tersebarnya pengumuman perekrutan tenaga kerja di PT Fashion Stitch Joshua Desa Cieurih, Kecamatan Cidahu, di beberapa platform media sosial warga Kabupaten Kuningan dan menjadi bahan sorotan sebagian masyarakat, Elon menjelaskan, bahwa Ia telah meminta manajemen PT Joshua untuk menjelaskan skenario perekrutan tenaga kerjanya. Dan pihaknya meminta agar perusahaan tersebut lebih mengakomodasi para pencari kerja asal Kabupaten Kuningan.
“Saya juga meminta informasi kepada mereka posisi pekerjaan apa saja yang dibutuhkan. Ini agar jelas kita arahkan, pencari kerja yang memiliki skill tertentu bisa mengisi posisi sesuai dengan yang dibutuhkan,” jelasnya.
Menurutnya, dengan tersebarnya perekrutan tenaga kerja di PT Joshua melalui media sosial, mungkin bagi para pencari kerja, dengan adanya informasi tersebut ditangkap sebagai informasi emas. Mereka langsung mengajukan berkas lamaran kerja kepada pihak penyalur tenaga kerja yang ditunjuk.
Namun, ada juga sebagian masyarakat malah mencibir pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kuningan yang menyebut perekrutan tenaga kerja ini terlalu dini. Mereka juga mempertanyakan kenapa perusahaan yang pabriknya baru dibangun tapi sudah merekrut tenaga kerja.
Elon menerangkan, skenario tahapan perekrutan tenaga kerja yang dilakukan PT Joshua, itu sudah benar. Agar efisiensi biaya, proses perekrutan ini memang sebaiknya dilakukan sejak dini secara bertahap. Sehingga saat fisik pabrik sudah rampung, mereka bisa langsung beroperasi dengan tenaga kerja yang sudah terisi.
“Kami tekankan juga supaya tidak banyak memperkerjakan tenaga kerja luar Kuningan, maka kami minta agar mereka berkoordinasi dengan penyalur tenaga kerja lokal Kuningan,” terangnya.
Menurutnya, skenario perekrutan dengan melibatkan LPK dan LPTKS ini, memang diperbolehkan, dengan peran Disnakertrans sebagai analisis agar penempatan kerja sesuai dengan tenaga kerja yang dibutuhkan.
“Keterlibatan Disnakertrans Kuningan dalam proses perekrutan tenaga kerja ini diharapkan agar proses pemenuhan posisi lowongan pekerjaan di PT Joshua tidak terkesan liar,” tandas Elon. (Abel)
