Bingkaiwarta, KUNINGAN – Komunitas Jalan Bareng kembali menghadirkan ruang dialog kreatif lewat diskusi publik “Ngopi: Ngobrolkeun Perkara Ilmu” yang digelar di Minara House, Jumat malam (15/08/2025). Dengan mengusung tema nyeleneh “Ngaku-ngaku Healing Kok Masih Pusing?”, acara ini sukses menarik puluhan anak muda Kuningan untuk ikut nimbrung membicarakan isu kesehatan mental dan self love.
Hadir sebagai pemantik diskusi, Dera Sukmanawati, M.Keb (akademisi sekaligus bidan) menekankan bahwa kesehatan mental tidak bisa diraih dengan cara instan.
“Banyak orang mengira healing itu selesai dengan jalan-jalan atau nongkrong. Padahal, kunci sebenarnya ada pada kemampuan mengelola stres, mengenali emosi, hingga berani mencari bantuan profesional,” jelasnya.
Sementara itu, Cindy Delviana, S.Ars (aktivis perempuan), mengajak peserta berani mencintai diri sendiri dengan jujur.
“Self love itu bukan sekadar slogan, tapi keberanian menerima diri apa adanya, merawat diri, bahkan menghargai luka yang pernah dialami,” tegas Cindy.
Menurut Ageng Sutrisno, founder Komunitas Jalan Bareng, forum ini lahir dari keprihatinan terhadap problematika sosial yang dihadapi anak muda Kuningan.
“Generasi kita sangat rentan dengan isu mental health. Maka, kami ingin hadirkan ruang aman untuk berbagi. Ini bagian dari aktualisasi dan pengabdian kami bagi masyarakat Kuningan,” tuturnya.
Antusiasme peserta semakin terasa lewat testimoni Lutfi, salah satu pengunjung.
“Diskusi ini benar-benar ngena. Jarang ada ruang di Kuningan yang memungkinkan kita ngomong terbuka soal kesehatan mental,” ungkapnya.
Sebagai penanggung jawab kegiatan, Farhan Zamil memastikan bahwa acara Ngopi ini akan terus hadir secara gratis dan nonkomersial.
“Ngopi selalu kami rancang sebagai ruang belajar bersama. Ke depan, tema-tema lain yang lebih dekat dengan keseharian akan kembali kami angkat,” katanya.
Dengan dukungan sejumlah pihak, kegiatan ini berjalan lancar dan hangat. Ngopi diharapkan bisa terus menjadi wadah alternatif bagi generasi muda Kuningan untuk belajar, berdiskusi, sekaligus saling menguatkan. (Abel)
