Bingkaiwarta, CIDAHU – Persoalan limbah kotoran hewan (kohe) di Kabupaten Kuningan kini mulai menemukan solusi. Pemkab Kuningan resmi bekerja sama dengan PT Berkah Lumintu Sejati untuk membangun pabrik pengolahan kohe di Desa Cihideung Hilir, Kecamatan Cidahu. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan, kemarin.
Pj Sekda Kuningan, Beni Prihayatno, menyebut populasi sapi di daerahnya yang mencapai lebih dari 38.000 ekor berpotensi menimbulkan pencemaran serius jika limbahnya tidak dikelola dengan baik. “Pabrik ini akan jadi jawaban nyata, mengubah limbah menjadi produk bermanfaat,” katanya.
Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, menekankan bahwa pengolahan kohe bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi. “Selama ini kohe dianggap beban, padahal jika diolah, ia jadi sumber ekonomi dan ekologi. Inilah kerja cerdas—mengubah masalah menjadi kekuatan,” tegasnya.
Direktur PT Berkah Lumintu Sejati, Ari Bowo Sumarno, menjelaskan pabrik mereka dilengkapi tiga unit mesin granul dengan kapasitas pengolahan 12 ton kohe per hari. Produksi pupuk organik jenis petroganik dari pabrik ini akan disalurkan ke berbagai wilayah Indonesia melalui kerja sama dengan Pupuk Indonesia Group.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan, Wahyu Hidayah, menegaskan kohe memiliki potensi besar untuk menyuburkan tanah karena mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. “Ini bukan sekadar alternatif, tapi sudah jadi kebutuhan strategis. Kohe bukan limbah, melainkan aset pertanian yang sangat berharga,” jelasnya.
Dengan hadirnya pabrik pengolahan kohe ini, Kuningan tidak hanya menyelesaikan persoalan limbah peternakan, tapi juga memperkuat sektor pertanian organik, membuka lapangan kerja, dan mendorong ekonomi lokal. Langkah ini diharapkan menjadi model pengelolaan limbah berkelanjutan yang menyehatkan lingkungan sekaligus menyejahterakan rakyat. (Abel)














