Bingkaiwarta, KUNINGAN – Sembilan anak jalanan di bawah umur berhasil diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kuningan dalam operasi penertiban yang digelar Selasa (25/11/2025). Penertiban ini dilakukan sebagai respons terhadap laporan warga yang resah dengan keberadaan anak-anak tersebut, yang diduga menjadi korban eksploitasi.
Plt. Kasatpol PP Kuningan, Toni Kusumanto, melalui Kabid Trantibum M. Agung Anugerah, menjelaskan bahwa penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat terkait aktivitas anak-anak berkostum badut, manusia silver, hingga anak punk yang sering mengemis di sejumlah lokasi strategis.
“Kami menerima laporan bahwa keberadaan mereka meresahkan dan melanggar ketertiban umum. Berdasarkan laporan tersebut, kami bergerak cepat dan berhasil mengamankan sembilan anak di beberapa titik, seperti lampu merah Cijoho, Ciporang, dan Kedung Arum,” ujar Agung.
Setelah diamankan, diketahui bahwa seluruh anak tersebut masih di bawah umur. Hal ini mengindikasikan adanya praktik eksploitasi anak, di mana mereka dipekerjakan di jalanan bukan atas kemauan sendiri. Ironisnya, sebagian besar anak-anak tersebut berasal dari Cirebon.
Saat ini, kesembilan anak tersebut diamankan di Kantor Satpol PP Kuningan sambil menunggu koordinasi lebih lanjut dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Kabar baiknya, Kementerian Sosial (Kemensos) RI turut memberikan bantuan dalam bentuk pembinaan bagi anak-anak tersebut.
Agung menambahkan bahwa pihaknya akan berupaya menemui orang tua dari anak-anak yang tergabung dalam komunitas badut untuk memberikan pemahaman agar tidak lagi mempekerjakan anak-anak mereka di jalanan.
“Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan akan terus berupaya untuk melindungi anak-anak dari praktik eksploitasi. Kerja sama dengan Kemensos RI sangat penting untuk memberikan pembinaan dan pendampingan yang tepat bagi mereka,” pungkasnya.
Operasi ini menunjukkan komitmen Satpol PP Kuningan dalam menjaga ketertiban umum dan melindungi hak-hak anak dari eksploitasi. Diharapkan, langkah ini dapat memberikan efek jera bagi pelaku eksploitasi anak dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak di Kabupaten Kuningan. (Abel)
