Oleh : Abah Yanyan
Abah calik bari ngopi, kopi na asli ti Kuningan arabika Cibunar Sadulur Kopi anu
diproduksi ku cep Adit. “Kumaha bah pas teu kopi tubruk na?,” abah ditaros ku Ujang. “Pas
pisan Jang, kulub boled na oge pulen,” ceuk abah.
Teu lami dongkap Kang Zeni, jiga na tos uih ti kebon. “Jang kopi nya, kopi na mah
samikeun wae jiga nu keur di inum ku abahabah,” saur Kang Zeni. “Siap!,” jawab kang Ujang.
“Bah, tos lami di dieu?,” taros Zeni ka Abah. “T eu acan lami, abah kadieu saatos sholat ashar
berjamaah di masjid,” saur abah ka Kang Zeni. “Tos timana kang Zeni?,” tanya abah. “Tos ti
kebon bah, ngondisikeun patani nu bade meulak cabe jawa, program kemitraan sareng
perusahaan PT. ACN,” jawab Kang Zeni.
“Bah, kumaha sih cerita na Kuningan saur na hoyong ngajantenkeun wisata Kuningan
halal?,” tanya Kang Zeni. “Ooh eta cita-cita teh alus ceuk abah mah, ngan lamun
diterapkeun di sakabeh Kabupaten Kuningan rasana beurat Zen,” jawab abah.
“Kudu na kumaha bah ngarah eta cita-cita ka wujud?,” Zeni nanya deui. “Abah boga pamikir an nu rek di jabarkeun, tapi abah carita na bade nganggo bahasa Indonesia, kieu pendapat abah mah :
Dalam pandangan abah, Disporapar dalam mengusung konsep Wisata Halal di seluruh
wilayah Kuningan sangat berat dilakukan, kar ena Kuningan bukan wilayah wisata baru yang kondisi saat ini sudah ada kegiatan-kegiatan wisatanya. Ada tempat wisata alam,
hotel, resto, cafe malam, hiburan malam, karoke family, kolam renang dll. Siap kah
Pemda dalam hal ini Disporapar, Satpol PP, Kepolisian, Kejaksaan dan Instasi terkait
mengawal dan mengaplikasikan Wisata Halal dikegiatan wisata yang sudah ada?
Jawabannya sangat berat, bila memperhatikan kondisi saat ini dimana penerapan Perda
Pariwisata dan Perda Minuman Beralkohol pun belum maksimal.
Abah selaku anggota PPHI (Perhimpunan Praktisi Hukum Indonesia) DPD Kuningan
memberi saran agar konsep Wisata Halal diterapkan di suatu kawasan yang belum jadi
yang akan direncanakan sebagai objek wisata nuansa halal. Gubernur Jawa Barat
merencanakan kawasan Waduk Darma sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa
Barat. Bila dikaitkan dengan rencana tersebut maka kawasan wisata Waduk Darma
dapat dijadikan Wisata Halal sesuia yang dicita citakan oleh Disporapar.
Cakupannya adalah Waduk Darma dan desa-desa disekitarnya sebagai penunjang wisata Darma(hinterland kawasan wisata Waduk Darma). Semua kegiatan wisata di kawasan ini diterapkan konsep halal, dari Waduk Darma sebagai pusat kegiatan wisatanya dan pendukung wisata seperti hotel-hotel, home stay, desa wisata, restoran, warung makan, mini market, warung sembako, tukang ojek, pemandu wisata dan lain-lain.
Perencanaan kawasan tersebut harus berpedoman kepada :
- Perda Pariwisata No. 2 Tahun 2013 dan P erda No 6 Tahun 2014 Tentang Peredaran
Minuman Keras, dan berpedoman kepada Rencana umum Tata Ruang Kabupaten
Kuningan. Akan lebih baik lagi Kawasan Wisata Halal yang direncanakan diperkuat oleh
Perbup Bupati Kabupaten Kuningan sebagai pijakan pelaksanaan pembangunan Kawasan
Wisata Halal. - Semua kegiatan pariwisata harus memenuhi kaidah syar’i karena rakyat Indonesia
mayoritas pemeluk agama Islam khusuanya juga Kuningan. - Tempat wisata seperti hotel, desa wisata, restoran, warung makan, hiburan malam,
family karoke tidak boleh menyediakan atau menjual minuman beralkohol/minuman
keras, dan bebas dari peredaran narkoba. - Tempat tempat wisata tidak diperkenankan buka sampai malam dan tidak ada
hiburan malam seperti pub, diskotik, dan kegiatan sejenisnya. - Tempat wisata wajib menyediakan mushola yang representatif agar pengunjung
dapat menjalankan ibadah sholat dengan khusu dan nyaman. - Menyediakan wisata wisata edukasi yang mendidik.
- Bagi karyawan wanita yang bekerja di tempat wisata dan kegiatan lain seperti hotel,
restoran, rumah makan, karoke keluarga wajib mengenangakan pakaian yang sopan dan
pakaian yang tidak mengundang syahwat. - Pengawasan dan penegakan aturan Perda Pariwisata, Perda Mihol dan Perbup
Wisata Halal di kawasan Wisata Halal oleh Satpol PP , Kejaksaan, Kepolisian dan dinas-
dinas terkait harus benar benar dilaksanakan.
Wisata Waduk Darma merupakan pusat dari kegiatan-kegiatan wisata hinterlandnya.
Waduk Darma saat ini merupakan lokasi wisata yang sudah jadi dan merupakan aset
wisata alam dan air di Jawa Barat. Peran serta propinsi dan pemerintah pusat diperlukan untuk menata dan membangun Waduk Darma terutama fasilitas fasilitasnya.
Perencanaan dan pembangunannya harus diselaraskan dengan aturan dan kaidah halal
yang dicita citakan pemerintah daerah.
Melihat master plan wisata Waduk Darma, kelak akan menjadi mercusuar
wisata Kuningan sehingga akan mendorong kegiatan kegiatan wisata lainnya. Untuk itu
perlu dari sekarang pemerintah daerah merencanakan daerah-daerah hinterland Waduk Darma yang akan berkembang seiring dengan meningkatnya kunjungan wisata ke
Waduk Darma.
Study awal perlu dilakukan untuk mengiindentifikasi daerah daerah mana sekitar Waduk Darma yang berpotensi menjadi tempat wisata. Daerah terpilih direncanakan sebagai
tempat wisata sesuai dengan potensinya.
Perencanaan kawasan Wisata Halal melibatkan berbagai displin ilmu, diantaranya
planologi, arsitektur, sipil, lingkungan, kehutanan, sosial, ekonomi, kebudayaan dan
agama.
Hasil produk perencanaan kawasan wisata menjadi dasar pedoman dalam melaksanakan pembangunan daerah daerah wisata. Produk perencanaannya diberlakukan dengan Perbup Bupati Kuningan.
Kaidah perencanan kawasan wisata Waduk Darma harus memperhatikan dan mempertahankan lingkungan hidup, menjaga ekosistem hutan dan air .
Mempertahankan kawasan kawasan hutan, kawasan pertanian dan perkebunan,
menjaga kawasan kawasan resapan air. Menjaga kearifan lokal, menjaga budaya
budaya sunda Kuningan, menjaga tatanan kehidupan sosial dan agama.
“Tah kitu zen, menurut pendapat abah mah,” ceuk abah. “Wah wah teu disangka abah teh boga pamikiran sakitu hadena, sugan teh ngan bisa ngadabrul wungkul,” ceuk zeni. “Hirup
teh ulah serius teuing Zen, aya saat na heurey aya saatna ibadah, aya saat na serius, jadi
sing saha saha jalma nu daek silaturahmi Insya Allah nambahan elmu na. Tah kitu Zen
abah bisa kieu teh akibat loba silaturahmi jeung jeulma pinter,” ceuk abah bari nyuruput kopi hideung na.
