banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Pemilihan Sekda Definitif Bukan Hanya Formalitas, PCNU Kuningan : Harus Selaras dan Seirama

Pemilihan Sekda Definitif Bukan Hanya Formalitas, PCNU Kuningan : Harus Selaras dan Seirama

Bingkaiwarta, KUNINGAN – Ketua PCNU Kuningan, Dr. KH. Aminuddin, S.HI., MA atau akrab disapa Abah Aam, menyampaikan pandangan kritis terkait pelantikan Sekda definitif hasil open bidding, menyusul pernyataan Bupati Terpilih Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar. Ia menyarankan agar proses open bidding tersebut ditinjau ulang demi memastikan terpilihnya figur yang benar-benar relevan dengan visi-misi kepemimpinan daerah.

“Pelantikan Sekda yang tidak memiliki keselarasan dengan arah kebijakan kepala daerah ibarat menempatkan batu besar yang kasar di puncak bangunan. Alih-alih memperkokoh, justru bisa meruntuhkan struktur yang sedang dibangun,” ungkap Abah Aam kepada bingkaiwarta.co.id, Selasa (21/1/2025).

banner 728x250

Menurutnya, Sekda bukan hanya sekedar roda dalam mesin birokrasi, tetapi juga penggerak utama yang harus mampu menerjemahkan visi Bupati ke dalam tindakan konkret. Kekurangan chemistry antara Bupati dan Sekda dapat diibaratkan seperti dua pendayung di perahu yang tidak seirama-energi terkuras, tetapi arah tidak tercapai.

“Saat dua pendayung tidak sinkron, perahu tidak akan sampai ke tujuan. Justru, kapal bisa terombang-ambing dan tersesat di tengah arus deras. Itulah pentingnya hubungan harmonis antara Sekda dan Bupati,” tegasnya.

Abah Aam menegaskan bahwa seorang Sekda harus memiliki tiga elemen utama, yaitu Knowledge, ibarat seorang pandai besi, Sekda harus memiliki pengetahuan yang dalam untuk menempa kebijakan yang tajam dan efektif. Skill, Seperti seorang pemanah, Sekda membutuhkan kemampuan teknis untuk menargetkan solusi secara tepat dan tidak meleset. Dan Attitude, layaknya akar pohon yang kokoh, sikap seorang Sekda harus berlandaskan integritas dan ketulusan dalam melayani masyarakat.

Selain itu, lanjut Abah Aam, Sekda harus mampu menghadapi tantangan besar, seperti penyehatan APBD, pengurangan pengangguran, dan pengentasan kemiskinan, dengan cara yang tidak hanya strategis, tetapi juga solutif.

“Pemimpin birokrasi adalah arsitek pemerintahan. Jika arsiteknya salah memilih rancangan, maka bangunan yang dibuat tidak akan bertahan lama,” ujarnya.

Kepada para kandidat Sekda hasil open bidding, Abah Aam mengingatkan agar menahan diri dan tidak memaksakan pelantikan jika mereka benar-benar ingin berkontribusi positif bagi Kuningan.“Jika niatnya tulus membangun Kuningan, maka bersikaplah seperti petani yang sabar menunggu musim panen. Jangan buru-buru memetik buah yang belum matang, karena hasilnya bisa mengecewakan,” tambahnya.

Abah Aam juga mengimbau kepada Kemendagri agar tidak hanya memprioritaskan prosedur formal, tetapi juga mempertimbangkan secara matang relevansi calon Sekda dengan kebutuhan daerah.

“Keputusan ini ibarat menanam bibit di ladang jika salah memilih benih, ladang yang subur sekalipun tidak akan menghasilkan panen yang baik. Sekda harus menjadi benih unggul yang mampu menumbuhkan perubahan besar bagi Kuningan,” tegasnya.

Abah Aam optimistis bahwa proses yang bijak dan matang dapat melahirkan pemerintahan yang solid, di mana Bupati dan Sekda bekerja selaras seperti dua sayap burung yang bergerak harmonis, membawa Kuningan terbang menuju masa depan yang lebih cerah.

“Jika Sekda dan Bupati tidak satu visi, pemerintahan akan berjalan pincang. Tetapi jika keduanya seirama, Kuningan akan melesat seperti tombak yang dilemparkan dengan tenaga penuh, tepat sasaran dan berdampak besar bagi masyarakat,” pungkasnya. (Abel)


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!