Bingkaiwarta, KUNINGAN – Masa depan pertanian tak bisa bergantung pada generasi lama semata. Regenerasi petani menjadi keniscayaan yang kini tengah diperjuangkan secara serius oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, di bawah kepemimpinan Dr. Wahyu Hidayah, M.Si.
Langkah strategis yang dilakukan Dinas ini tak berhenti di atas kertas. Mereka turun langsung ke lapangan—mendampingi, memfasilitasi, dan memperjuangkan ruang tumbuh bagi para petani muda. Salah satu cerita suksesnya datang dari Wildan, pemuda asal Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, yang kini menjadi simbol regenerasi petani modern.
Wildan bukan hanya bertani secara konvensional. Ia telah mahir mengoperasikan alat pertanian modern seperti traktor roda empat dan combine harvester—alat canggih yang mampu menuai, merontokkan, dan membersihkan padi hanya dalam satu kali proses kerja.
Alat tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan. Namun keberhasilan Wildan tidak datang instan. Ia melalui proses pendampingan dan pelatihan intensif yang diberikan Dinas secara berkelanjutan.
“Kami tidak ingin regenerasi petani hanya jadi slogan. Wildan bisa seperti sekarang karena ada proses, ada pendampingan. Tugas Dinas adalah menjamin proses ini berlanjut dan berkelanjutan,” ujar Dr. Wahyu Hidayah saat mendampingi panen di Desa Kertawana, Kecamatan Kalimanggis, kemarin.
Dengan teknologi tersebut, pekerjaan yang biasa memakan waktu berhari-hari kini selesai dalam hitungan jam. Tingkat kehilangan hasil panen menurun drastis, dari 10% menjadi di bawah 3%. Ini membuktikan bahwa pertanian tidak lagi identik dengan kerja kasar, tetapi bisa dijalankan dengan efisien dan profesional—hal yang menarik minat generasi muda.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kuningan menyadari bahwa regenerasi tidak cukup hanya dengan motivasi. Maka, dibentuklah sistem dan ekosistem pendukung yang nyata dan terukur, meliputi:
• Pemetaan petani milenial dan potensi kawasan
• Pelatihan teknologi pertanian dan manajemen usaha tani
• Fasilitasi bantuan alsintan dan akses keuangan
• Pendampingan berkelanjutan dari hulu ke hilir
“Wildan adalah simbol. Tapi di baliknya, ada sistem yang sedang kami bangun—agar ada ratusan Wildan lainnya tumbuh di seluruh desa,” imbuh Wahyu.
Wildan memang bukan satu-satunya, tapi kisahnya menjadi bukti bahwa petani muda bisa sukses dan membanggakan. Peran Dinas pun tidak hanya sebagai regulator, tapi juga sebagai fasilitator, katalisator, dan motivator di lapangan.
“Kami ingin tanamkan bahwa bertani itu keren, menjanjikan, dan punya masa depan. Tapi semua itu hanya mungkin jika negara hadir dan sistemnya berpihak pada petani muda,” pungkas Wahyu.
Dengan pendekatan yang berpihak, partisipatif, dan adaptif, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan terus membangun harapan dan keyakinan, bahwa petani masa depan itu nyata, dan mereka sudah mulai tumbuh—dari desa-desa seperti Cihirup. (Abel)














