banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
Berita  

Program PKM Uniku Berdayakan Ibu Tunggal Gandasoli Olah Ubi Jalar Jadi Produk Bernilai Ekonomi Tinggi

Bingkaiwarta, KUNINGAN – Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia berhasil dilaksanakan di Desa Gandasoli, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan. Program ini mengangkat tema “Pemberdayaan Ibu Tunggal dalam Rangka Meningkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian melalui Ekonomi Sirkular” dengan fokus utama pada optimalisasi pemanfaatan ubi jalar yang selama ini kurang termaksimalkan.

Inisiatif ini dipimpin oleh Nurul Siti Jahidah, M.E., dengan anggota tim yang terdiri dari Oktaviani Rita Puspasari, M.Si., Ak., CA., dan Neng Evi Kartika, MM. Ketiganya merupakan dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Kuningan (Uniku). Program ini menyasar 20 ibu tunggal yang tergabung dalam Komunitas Srikandi Gandasoli.

banner 728x250

“Kami memilih Komunitas Srikandi Gandasoli sebagai mitra karena mereka adalah kelompok yang rentan secara ekonomi, namun memiliki potensi besar untuk mengembangkan usaha berbasis pertanian. Desa Gandasoli sendiri dikenal sebagai salah satu produsen ubi jalar terbesar di Kabupaten Kuningan,” ujar Nurul Siti Jahidah, M.E.

Berdasarkan data dari BPS tahun 2023, Desa Gandasoli mampu menghasilkan 5.999 ton ubi jalar per tahun, menjadikannya kontributor terbesar keempat setelah Cilimus, Cigandamekar, dan Jalaksana. “Sayangnya, sebagian besar hasil panen tersebut tidak dapat diserap oleh industri karena tidak memenuhi standar ukuran dan kualitas yang ditetapkan,” lanjut Nurul.

Ubi jalar yang ditolak oleh tengkulak seringkali hanya menumpuk di lahan terbuka dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahkan dibuang begitu saja. Kondisi ini mencerminkan adanya inefisiensi dalam rantai pasok pertanian, sekaligus membuka peluang untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular, yaitu mengubah limbah pertanian menjadi produk yang memiliki nilai tambah.

Program PKM ini diawali dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada tanggal 4 Agustus 2025, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari pemerintah desa, komunitas, dan akademisi. FGD ini bertujuan untuk membahas strategi optimalisasi potensi ubi jalar serta penguatan kapasitas ibu tunggal dalam mengembangkan usaha berbasis ekonomi sirkular.

Selanjutnya, pada tanggal 14 Agustus 2025, tim pelaksana mengadakan pelatihan pengolahan ubi jalar menjadi produk kremesan dan mustofa ubi. “Pelatihan ini dipandu langsung oleh saya, dengan memberikan praktik pengolahan yang sederhana namun memiliki nilai jual tinggi,” jelas Nurul.

Peserta tidak hanya diajarkan teknik pengolahan, tetapi juga diberikan pemahaman mengenai keunggulan ekonomis ubi jalar dibandingkan dengan kentang. “Harga ubi jalar jauh lebih terjangkau, hanya sekitar 30 persen dari harga kentang, namun tetap menghasilkan rasa dan tekstur yang renyah dan gurih. Proses pengolahannya pun lebih mudah, sehingga sangat cocok untuk usaha rumahan yang dijalankan oleh ibu tunggal,” tambahnya.

Pada tanggal 4 September 2025, Oktaviani Rita Puspasari, M.Si., Ak., CA., memberikan pelatihan manajemen keuangan, yang kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pemasaran digital oleh Neng Evi Kartika, MM., pada tanggal 11 September 2025.

“Materi pelatihan mencakup strategi promosi melalui media sosial, marketplace, serta teknik pengemasan produk yang menarik agar dapat bersaing di pasar modern. Selain itu, kami juga mengadakan pelatihan mengenai Nomor Induk Berusaha (NIB) dan PIRT sebagai langkah awal untuk meningkatkan legalitas usaha serta memberikan pemahaman tentang pentingnya perizinan dalam pengembangan produk,” jelas Nurul.

Sebagai bentuk dukungan nyata, tim PKM juga menyerahkan alat-alat produksi yang berasal dari hibah PKM DPPM Kemendikbudristek, termasuk kompor dan tabung gas, timbangan, mesin pengiris ubi, mesin sealer, wajan penggorengan berkapasitas besar, spinner peniris minyak, serta perlengkapan kemasan.

“Setiap anggota komunitas mendapatkan bantuan alat ini beserta bahan baku, sehingga mereka dapat langsung mempraktikkan keterampilan yang telah diperoleh dan menjaga kesinambungan produksi,” ungkap Nurul.

Nurul menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk melatih keterampilan teknis, tetapi juga untuk membangun kemandirian dan kepercayaan diri ibu tunggal. “Dengan dukungan dan pelatihan yang tepat, ibu-ibu Srikandi Gandasoli dapat mengubah ubi jalar yang sebelumnya terbuang menjadi produk bernilai jual, sekaligus membuka jalan menuju kemandirian ekonomi,” jelasnya.

Nurul berharap, dengan dukungan hibah PKM DPPM Kemendikbudristek dan kolaborasi dari berbagai pihak, Desa Gandasoli dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan ekonomi sirkular berbasis pertanian. “Kami juga berharap dapat menunjukkan bahwa kelompok rentan seperti ibu tunggal mampu menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang tangguh dan berdaya,” ungkapnya.

Mimi Maryami (51 tahun), salah satu peserta program, mengungkapkan antusiasmenya, “Selama ini ubi jalar yang tidak dibeli tengkulak hanya saya berikan untuk ternak. Tapi setelah ikut pelatihan, saya jadi tahu kalau ubi ini bisa diolah jadi makanan yang enak dan bisa dijual. Apalagi kami juga diberi alat, jadi bisa langsung praktik produksi. Ini benar-benar memberikan semangat baru dan membuka peluang untuk menambah penghasilan,” kata Mimi.

Senada dengan itu, Lilis (45 tahun) menambahkan, “Kami tidak hanya diajarkan cara membuat produk, tetapi juga cara mengelola keuangan usaha dan menjual produk melalui ponsel. Dengan alat yang diberikan, produksi menjadi lebih cepat. Saya merasa lebih percaya diri karena ternyata kami bisa bersaing jika produk dikemas dengan baik dan dipasarkan secara online,” pungkas Lilis. (Abel)


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan