Bingkaiwarta, KUNINGAN – Puluhan pesilat remaja dari berbagai perguruan pencak silat di Jawa Barat, mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Madsaleh Bima Suci ke-5, di GOR Ewangga Kabupaten Kuningan, Rabu (8/3/2023).
Acara dibuka dan diresmikan oleh Perwakilan Keluarga Besar Alm. H. A Madsaleh, Mochamad Nurdijanto, serta dihadiri oleh Kadisporapar Kabupaten Kuningan, Dr. H. Toto Toharudin. Serta dihadiri oleh Kabid Olahraga Asep Ismanto, Ketua Harian IPSI Kabupaten Kuningan Ir. Toto Suripto, Guru Besar Perguruan PS Bima Suci Cecep Aziiz Ramdani, Ketua Umum PS Bima Suci Kabupaten Kuningan Mukhlis Aminudin, para pembina dan pengurus PS Bima Suci Kabupaten Kuningan dan undangan lainnya,
Kejuaraan pencak silat ini diikuti oleh 51 peserta, yang terdiri dari kelas putra 31 orang dan putri 20 orang. “Ini merupakan rangkaian kegiatan Gebyar Milad Bima Suci ke-50. Selain kejuaraan Mad Saleh, juga ada donor darah, baksos dan ziarah,” ungkap Ketua Panitia, Sofyan Pamungkas kepada bingkaiwarta.co.id.
Sofyan mengatakan, kejuaraan ini dilaksanakan dalam rangka pembentukan karakter pesilat bagi generasi muda. Karena, kelas yang dipertandingkan adalah kelas junior.
“Kita ingin bangun karakter dari para junior ini untuk menjadi atlet silat yang tangguh dan profesional. Jika menang tidak merasa diri jumawa, dan kalah harus legowo. Semoga atlet atlet pesilat junior ini bisa mengikuti keberhasilan para seniornya,” ujarnya.
Perwakilan Keluarga H A Madsaleh, Mochamad Nurdijanto mengatakan, kejuaraan Pencak Silat Madsaleh ini merupakan agenda rutin yang diadakan 3 tahun sekali. Namun, sempat terhenti karena wabah pandemi. Sehingga turnamen pencak silat Madsaleh Bima Suci ini merupakan kali kelima, sekaligus memperingati ulang tahun emas Bima Suci ke-50 tahun.
“Semoga bisa berjalan dengan lancar, bisa mencari bibit atlet pencak silat untuk dipersiapkan dalam Popda pada Juni 2023 mendatang,” ungkapnya.
Dia membeberkan, awalnya perguruan ini bernama Sinar Ciremai yang didirikan oleh orang tuanya bernama H A Madsaleh. Artinya dengan maksud perguruan yang bisa menerangi Kuningan dan Jawa Barat.
“Namun pada tahun 1973, Sinar Ciremai ini dikembangkan dan berubah nama menjadi Bima Suci. Pada prinsipnya perguruan ini identik dengan Sholat, Solawat, dan Silat sehingga semua anggota wajib menerapkan prinsip dasar tersebut,” bebernya.
Menurutnya, Bima Suci memiliki jurus-jurus khas dari gabungan paguron di wilayah Jawa Barat seperti Jurus Cikalong, Jurus Cimande, dan Jurus Sera. Kemudian jurus-jurus itu dikombinasikan oleh H. A Madsaleh hingga tercipta jurus khas Bima Suci Kuningan.
“Saya sebagai putra bungsu dari H. A Madsaleh berkeinginan, paguron bisa mewariskan dan mengembangkan hingga mempertahankan semua yang telah diturunkan oleh H. A Madsaleh. Tentunya supaya tetap terjaga olah raga tradisional, khususnya pencak silat yang dikembangkan oleh perguruan Bima Suci,” ungkap Ade sapaan akrabnya.
Tak lupa, Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan dan dorongan kuat dari Anggota DPR Muhamad Nurdin selaku kakak kandungnya. Sebab Nurdin yang menjabat pula Wakil Ketua Banleg DPR konsisten dalam pengembangan pencak silat, sehingga anggota Bima Suci terus bertambah hingga kini mencapai 5.000 orang.
“Bahkan sudah ada perwakilan Bima Suci yang membuka cabang di Majalengka, Purwakarta, Bogor, dan kabupaten/kota lain. Semoga kecintaan kepada pencak silat Bima Suci terus meningkat dari setiap generasi,” imbuhnya.
Tak lupa, ucapan terima kasih Ia sampaikan kepada pemerintah daerah dan rekan-rekan yang telah membantu kesuksesan acara. Sebab tanpa dukungan tersebut, acara tidak akan berlangsung dengan baik dan gebyar. (Abel)