banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Sultan Cirebon Tanggapi Pernyataan Menteri Agama Soal Adzan

Bingkaiwarta, KUNINGAN – Pernyataan Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan antara suara adzan dengan gonggongan anjing mendapat banyak kecaman dari masyarakat, terutama umat muslim.

Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja dari Keraton Kasepuhan Cirebon sangat menyayangkan pernyataan yang dilontarkan dari seorang menteri agama yang membandingkan kumandang suara Adzan dengan suara gonggongan anjing. Karena menurutnya, dua yang dibandingkan konteksnya sangat lah berbeda, karena hal tersebut pastinya akan menyinggung perasaan umat muslim.

banner 728x250

“Seyogyanya seorang menteri agama selaku aparatur negara, harus bisa menjadi contoh dan menjadi pengayom seluruh umat beragama yang ada di Indonesia, tanpa harus menyudutkan kepada satu tata cara ibadah agama tertentu yang dalam ritualnya menjadi tradisi yang sudah dilakukan ribuan tahun lalu,” ungkap Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja kepada bingkaiwart.co.id, Jumat (25/2/2022).

Ia menjelaskan, ada sebuah tradisi unik yang telah dilakukan sejak zaman Sunan Gunung Djati yaitu Adzan Pitu (adzan tujuh). Adzan Pitu merupakan salah satu tradisi yaitu dikumandangkannya adzan sebagai penanda waktu sholat oleh tujuh orang bersamaan.

“Adzan Pitu secara pitutur sejarah merupakan tradisi yang dipercaya untuk menolak bala, Sunan Gunung Djati memaknai sebuah adzan bukan hanya sekedar panggilan untuk melaksanakan ibadah sholat, tapi ada satu hikmah yang dipercaya dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat di tanah Jawa pada masanya,” jelasnya.

Ia melanjutkan, Adzan Pitu pertama kali dilakukan pada zaman Sunan Gunung Jati, Syekh Syarif Hidayatullah. Salah satu istrinya yaitu Nyimas Pakungwati yang merupakan putri Mbah Kuwu Cirebon, Pangeran Cakrabuana terkena wabah penyakit. Wabah itu juga menyerang sejumlah warga Cirebon di sekitar keraton. Beberapa upaya dilakukan untuk menghilangkan wabah tersebut, tetapi hasilnya selalu berujung kegagalan. Akibatnya banyak rakyat Cirebon yang meninggal dan jatuh sakit.

Setelah berdoa kepada Allah, Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati mendapatkan petunjuk bahwa wabah di tanah Caruban atau Cirebon tersebut akan hilang dengan cara mengumandangkan adzan yang dilantunkan tujuh orang sekaligus. Sunan Gunung Jati akhirnya berikhtiar dengan bertitah kepada tujuh orang agar mengumandangkan adzan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa sebagai upaya menghilangkan wabah tersebut.

Dari segi budaya, Adzan Pitu yang dikumandangkan oleh tujuh orang secara bersama sama merupakan kemajemukan mazhab islam pada era wali songo, adzan selain sebagai panggilan sholat juga dijadikan sebagai sarana syiar dakwah yang cukup efektif untuk masyarakat awam dalam mengenal agama Islam.

Adzan merupakan sebuah tradisi seruan dan panggilan umat muslim untuk melaksanakan ibadah sholat 5 waktu setiap harinya, dan hal itu sudah ada semenjak adanya Baginda Rosullullah Nabi Muhammad SAW.

“Jadi tidak ada yang mesti dipersoalkan mengenai adzan, adzan sudah ada dan menjadi tradisi turun temurun sejak zaman wali songo jauh sebelum republik ini ada,” ujarnya.

Ia berharap Presiden RI Joko Widodo dapat mengingatkan dan memberikan teguran kepada menteri agama agar kedepannya harus lebih bijak dalam membuat sebuah pernyataan tentang sebuah tradisi atau ritual dari salah satu agama yang ada di Indonesia, karena hal ini dapat mengganggu keharmonisan dan stabilitas kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia. (Abel Kiranti)


banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!