Tidak Terima dengan Pernyataan Dias Macan Ali, Panglima Besar Laskar Kuda Putih Angkat Bicar
Bingkaiwarta, CIREBON – Panglima Besar Laskar Kuda Putih Laskar Adat Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon Kyai Raden Muhammad Yahya Jaya merespon dengan keras tudingan dan penghinaan yang dilemparkan oleh Dedi alias Dias ormas Macan Ali yang dianggap oleh nya telah menghina Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja atau yang dikenal dengan Pangeran Kuda Putih.
Dalam pernyataannya dimedia, Dias alias Dedi Macan Ali mengungkapkan bahwa Keraton Kasepuhan tidak pernah mengeluarkan dawuh (memberikan kehormatan) terhadap Heru Nursamsi.
Atas pernyataan Dias tersebut, Panglima Besar Laskar Kuda Putih geram.
“Dias itu memangnya siapa? pake Prabu dari mana, lalu jabatan dia itu apa ngoceh seperti itu? Saya sampaikan kepada seluruh publik dan khususnya masyarakat Cirebon, bahwa Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja atau Pangeran Kuda Putih adalah Sultan yang Sah sebagai Sultan Sepuh yang diangkat oleh Dzuriah Sunan Gunung Jati Santana Kesultanan Cirebon dan pada penobatannya dihadirkan oleh pejabat negara, Raja Sultan Nusantara, Dzuriah Sunan Gunung Jati dan masyarakat. Secara hukum tatanan adat sudah sesuai pakemnya dan status Sultan Sepuhnya sudah diverifikasi oleh Negara,” ungkap Panglima Besar Laskar Kuda Putih, Minggu (29/9/2024) sore.
Ia melanjutkan, “Kalau kita bandingkan sama Lukman Zulkaedin, disaat penobatannya tidak diakui dari beberapa kalangan, bukan cuma keraton, bukan cuma dzuriah Sunan Gunung Jati tapi seluruh masyarakat Cirebon pun menolaknya, kita lihat spanduk penolakan Lukman yang tidak diakui sebagai Sultan Kasepuhan diarea pemakaman Gunung Sembung, itu sudah sangat jelas sekali,” paparnya.
Kemudian, lanjutnya, apa kepentingan Dias yang mengatakan kalau Sultan kami harus mendapat ijin dan anugerah kehormatan dari mereka, toh status mereka bukan Sultan tapi pengelola Cagar Budaya dan disana tatanannya bukan lagi kesultanan tapi direktur dan wakil direktur karena sudah berstatus cagar budaya.
“Saya ingatkan dengan keras kepada Dias jangan pernah kalian meremehkan Sultan kami karena kalian akan berhadapan dengan kami laskar adat keraton yang akan menjaga Sultan kami dan seluruh peninggalan dari leluhur kami yaitu Kanjeng Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana,” tegasnya.
Selaku panglima besar Laskar Adat Keraton Kasepuhan Kesultanan Cirebon juga menerima tantangan Dias untuk membuka legal standing status Sultan Sepuhnya diadu dengan legal standing Lukman Zulkaedin yang merupakan turunan dari Snouck dan bukan turunan Sunan Gunung Jati.
Untuk masalah Keraton Kasepuhan ini, sambungnya, bukan bicara siapa Sultan yang bapaknya sultan tapi siapa Sultan yang punya hak waris dari Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana serta yang sudah diverifikasi oleh negara. Karena untuk Keraton Kasepuhan sudah terputus 234 tahun pada peristiwa peteng dimana Sultan Turunan asli Sunan Gunung Jati dibunuh oleh abdi dalemnya dan belanda.
Perlu diketahui, permasalahan Keraton Kasepuhan ini sudah berjalan hampir 4 tahun tidak juga kunjung reda. Karena permasalahan Keraton Kasepuhan ini bukan masalah internal tetapi masalah antara dzuriah Sunan Gunung Jati dengan yang bukan dzuriah Sunan Gunung Jati.
Semoga pemerintah dapat hadir dalam konflik Keraton Kasepuhan ini dengan menjadi penegah dan membantu memeriksa mana Sultan Sepuh yang sudah terverifikasi oleh Negara. (Abel)