Bingkaiwarta, KADUGEDE – Jelang bulan suci Ramadhan pedagang musiman Timun Suri mulai menjamur. Seperti di Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, para pedagang mulai berjualan timun suri.
Bahkan tidak sedikit pedagang yang yang biasanya menjual buah-buahan seperti semangka dan durian, menjelang bulan Ramadhan ini, para pedagang mulai beralih menjadi berjualan timun suri.
Namun di tahun ini, harga timun suri tersebut mengalami kenaikan sekitar 70% dibandingkan tahun sebelumnya. Di Bulan Ramadhan tahun 2022 para pedagang menjual timun suri dengan harga 5.000 perkilogram, saat ini para pedagang menjual timun suri dengan harga 8.000 perkilogram.
Ono, salah satu pedagang timun suri di Jalan Veteran, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan mengatakan, bahwa kenaikan harga tersebut dipicu karena faktor cuaca, yang menyebabkan para petani timun suri gagal panen. Menurutnya, dibandingkan tahun lalu, harga timun suri tersebut mengalami kenaikan hingga 70% perkilogram.
“Dibandingkan tahun lalu harganya jauh banget, naiknya hampir 70% sekarang saya jual itu 8.000 perkilogram, kalau tahun lalu cuman 5.000 perkilonya,” ujarnya kepada bingkaiwarta.co.id, Rabu (22/3/2023).
Dijelaskan Ono, penyebab naiknya harga timun suri tersebut dikarenakan, banyaknya petani yang gagal panen.
“Penyebabnya itu mungkin awalnya hujan terus, jadi banyak yang gagal panen, jadi harga naik,” jelasnya.
Ono menambahkan, tahun lalu selama bulan Ramadhan, Ia bisa mendapatkan timun suri hingga 10 ton, namun untuk bulan Ramadhan tahun ini, Ia pesimis bisa mendapatkan hingga 10 ton timun suri dari para petani.
“Kalau tahun lalu selama satu bulan itu enam kali bongkar kira-kira dapat 10 ton, kalau sekarang belum tahu bisa sampai 10 ton atau engga, barangnya lagi susah,” imbuhnya.
Sebelumnya, kata Ono, biasanya hanya berjualan semangka dan durian, namun setiap bulan Ramadhan tiba Ia beralih menjadi pedagang timun suri.
“Kalau timun suri itu musiman setiap menjelang bulan Ramadhan sama pas puasa, biasanya setiap hari jualan semangka, tergantung musim, kadang durian,” pungkas Ono. (Abel)