Oleh : Mardiyah
Aktivis Muslimah
Akhir akhir ini kita dikejutkan dengan viralnya video vulgar yang dibuat ibu yang masih muda. Saat ini yang ditetapkan sebagai tersangka adalah AK(26) dan R (22) dua ibu muda yang dilaporkan membuat video vulgar bersama anak kandungnya (Liputan.6com 09/6/2024).
Kedua ibu ini mencerminkan sosok ibu yang sudah kehilangan akal sehatnya, mati hati nuraninya sehingga melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan fitrah seorang ibu kepada anaknya. Yang semestinya seorang ibu itu menyayangi anaknya dengan sepenuh hati, mendidiknya, menjaganya dari hal hal yang bisa merusak anaknya baik secara fisik maupun. Ini diakibatkan dari ketiadaan iman dalam dirinya, ketidakfahaman ilmu agama sehingga kedua ibu ini berpaling dari syariat Islam, dan menghalalkan segala cara demi untuk mendapatkan keuntungan duniawi yang sedikit. Sehingga mereka akan mendapatkan permasalahan yang sulit dalam jangka panjang baik di dunia maupun di akhirat. Dan semua ini terkait dengan sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini, yang tidak memberikan layanan pendidikan agama secara kaffah. Pendidikan agama hanya diberikan sebatas masalah akidah dan ibadah ibadah. Adapun masalah akhlak, pergaulan, ekonomi, budaya politik dan pemerintahan tidak diajarkan tapi mengambil dari kurikulum pendidikan barat yang sekuler.
Penerapan sistem ékonomi kapitalis membuat seseorang berpikir pragmatis, tidak peduli halal haram. Tidak peduli akan akibat yang didapatkan dari perbuatannya. Yang penting uang datang dengan gampang, barangkali begitulah kira kira cara berpikir kedua ibu tersebut.
Solusi Islam
Sistem pendidikan Islam mampu mencetak generasi yang berkepribadian Islami. Indikasi seseorang berkarakter/berkepribadian Islam ditandai dengan dua hal yaitu aqliyah Islam dan nafsiyah Islam. Aqliyah Islam akan mendorong seseorang menyelesaikan persoalandengan pendekatan Islam Kaffah. Sedangkan nafsiyah Islam akan mendorong seseorang kepada ketakwaan dalam arti komitmen untuk taat dan patuh kepada syariat Islam.
Ibu adalah significant person, orang yang pertama kali mengenal, menyayangi, memberikan ASI dan lain-lain. Wajah ibu yang pertama kali dilihat dan diingat oleh seorang anak bayi hingga masa dewasa. Dari ibu si anak mengenal kehidupan. Dari ibu si anak mengenal baik buruk, benar salah dan lain lain. Apapun peristiwa yang dialami anak dimasa kecilnya akan teringat /terbawa memori sampai ia dewasa.
Dalam Islam ibu disebut sebagai madrosatul ula, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Disebutkan juga ibu itu sebagai tiang negara, apabila sebuah negara para wanita/kaum ibunya baik baik bisa dipastikan negara tersebut akan baik. Apabila sebuah negara kaum ibunya buruk maka akan buruk pula negara tersebut.
Islam mampu memembentuk kepribadian Islam warganya, berilmu dan sejahtera.
Islam sebagai Ideologi yang shohih mampu menjadikan masyarakat nya berkebudayaan tinggi dan sejahtera. Bahkan negara daulah khilafah yang pernah ada digelari “golden age of Islam”. Menurut Wikipedia zaman keemasan Islam (750M- 1258M) adalah ketika para ilmuwan, filsuf, insinyur, seniman, pedagang dari dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan baik dengan menjaga tradisi yang sudah ada maupun dengan menambah penemuan dan inovasi mereka sendiri.
Islam membimbing manusia untuk menjalani kehidupan dengan baik. Allah berfirman,
“Kami turunkan kitab Al-Qur’an kepada mu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri. (QS An-Nahl 89). Allah berfirman:
“Barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thoha 124 ).
Dalam menjamin kesejahteraan warganya, Islam mewajibkan negara untuk menyediakan lapangan kerja untuk warganya, sehingga tidak ada ibu yang mengorbankan anaknya demi materi. Islam mewajibkan kepada setiap kepala keluarga/ayah untuk mencari nafkah, bukan di pundak ibu. Seandainya tidak bersuami, nafkah beralih ke jalur wali ibu tersebut. Seandainya tidak ada dari pihak keluarga akan beralih ke negara yang bertanggungjawab. Sehingga negara betul-betul berperan dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya. Sehingga, tidak akan ada kasus ibu yang mengorbankan anaknya demi materi. Nabi bersabda : “Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Dia bertanggung jawab atas urusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Oleh karena itu, agar sosok ibu terjaga keimanan dan akhlaknya harus ada sistem yang tegak yaitu sistem Islam. Karena sistem pendidikan Islam dan sistem ekonomi Islam hanya bisa tegak dalam daulah khilafah yang menaunginya dan menerapkan dalam semua aspek kehidupan karena semuanya akan saling terkait satu sama lain.
Waallahu ‘alam bishowab