Bingkaiwarta, KRAMATMULYA– Program pendidikan karakter bernuansa semi militer yang digagas Pemerintah Daerah Kuningan bersama Kodim 0615/Kuningan mendapat sambutan positif dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Wilayah III Cirebon. Ketua KPAID, Hj Fifi Sofiah, menyatakan apresiasinya atas terobosan tersebut yang dinilai sebagai langkah maju dalam pembentukan karakter generasi muda.
Kegiatan yang berlangsung di lingkungan kantor BKPSDM Desa Ciloa, Kecamatan Kramatmulya ini dirancang untuk berjalan selama dua pekan ke depan dalam beberapa gelombang. Fokus utama program ini adalah pembinaan fisik ringan, peningkatan disiplin, dan penanaman nilai-nilai kebangsaan kepada para peserta didik.
“Ini adalah program pertama sejenis di wilayah Ciayumajakuning. Kami sangat mengapresiasi karena pendekatannya positif dan membentuk karakter anak yang lebih baik,” ujar Hj Fifi, yang akrab disapa Bunda Fifi, usai acara pembukaan pendidikan karakter semi militer, kemarin.
Ia menekankan bahwa kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip perlindungan anak. Justru, menurutnya, pendekatan berbasis kedisiplinan dan etika merupakan metode efektif dalam menjangkau anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih.
“Banyak anak di luar sana yang terlibat dalam masalah bukan karena mereka nakal, tapi karena belum ada pola pendekatan yang sesuai. Program seperti ini memberi harapan baru,” ungkapnya.
Bunda Fifi juga memastikan bahwa KPAID tidak memiliki catatan negatif terkait pelaksanaan program ini. Ia menyebut penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan TNI ini sejalan dengan inisiatif TNI Ramah Anak.
“Sinergi seperti ini harus terus dibangun. Dukungan dari sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat penting agar dampak program benar-benar dirasakan,” tambahnya.
Menanggapi perbedaan jumlah peserta antara yang terdaftar dan hadir, ia menilai hal tersebut lebih karena kurangnya pemahaman sebagian pihak terhadap maksud program.
“Ini bukan soal penolakan, melainkan soal komunikasi. Jika sekolah dan orang tua memahami esensinya, mereka pasti akan mendukung penuh,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Bunda Fifi meluruskan kabar yang menyebut adanya penolakan dari KPAI terhadap program tersebut.
“Yang menyuarakan penolakan bukan lagi bagian dari struktur resmi KPAI. Kami, baik di pusat maupun daerah, justru sangat mendukung program yang juga digagas oleh Gubernur Jabar saat itu, Bapak Dedi Mulyadi,” tegasnya.
Program ini diharapkan mampu menjadi model pembinaan karakter anak yang bisa diadopsi oleh daerah lain di Indonesia. (Abel)
