Bingkaiwarta, KUNINGAN – Meski memiliki banyak potensi termasuk sumber daya alam yang melimpah, Kabupaten Kuningan dimasukan dalam kategori miskin ekstrim, bahkan yang terakhir meningkat menjadi miskin ekstrim yang terdalam.
Berkaitan hal tersebut, Saudagar Madu (GARDU) Indonesia akan bersinergi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kuningan, untuk menjadikan madu sebagai salah satu upaya penanggulangan miskin ekstrim di Kabupaten Kuningan.
“Kita sudah melayangkan surat dan Insya Allah, kita akan bersilaturahmi dengan Bapak Bupati Kuningan, untuk mejadikan madu sebagai salah satu upaya penanggulangan miskin ekstrim di Kabupaten Kuningan,” ungkap Ketua GARDU Muhammad Yusuf, yang diwakili Humas Gardu Indonesia Amaar Thohir kepada bingkaiwarta.co.id, Jumat (31/12/2021).
Menurut Amar, masalah kemiskinan meski menjadi tanggung jawab pemerintah, namun tetap memerlukan kerjasama dan kepedulian dari semua pihak termasuk masyarakat sendiri.
Amar menjelaskan bahwa Gardu melihat madu sebagai salahsatu potensi yang dimiliki Kabupaten Kuningan yang belum dikelola secara maksimal. Jika dikelola secara maksimal, kata Amar, tidak menutup kemungkinan akan turut membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Menurut data yang kami kumpulkan, diperkirakan ratusan warga Kabupaten Kuningan yang menggeluti bidang permaduan mulai dari kelompok tani peternak lebah maupun perorangan hingga pedagang madu, jika dimaksimalkan dapat membantu mendongkrak pendapatan,” ungkapnya.
Selain yang sudah menggeluti, dengan dilakukan pembinaan dan pelatihan maka bagi yang belum pernah terjun dalam bidang tersebut bisa untuk menjadi peluang usaha, tak hanya mereka yang menganggur, pekerjaan baik budidaya ataupun penjualan bisa dilakukan sebagai sebagai pekerjaan sampingan.
“Bagi mereka yang sibuk berkebun, jika vegetasi cocok bisa sekalian budidaya lebah. Selain mendapatkan keuntungan lebih, lebah juga sebagai polinator dapat membantu penyerbukan sehingga hasil lebih maksimal,” ujarnya.
Bahkan, saat ini sedang marak budidaya lebah tanpa sengat (Stingless Bee) jenis Trigona atau dalam bahasa Sunda disebut Teuweul yang bahkan bisa dibudidayakan di halaman rumah.
Dengan potensi yang dimiliki, Amar merasa yakin bahwa tidak menutup kemungkinan kedepan, madu akan menjadi salahsatu komoditi andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Kuningan seperti di Sumbawa atau daerah lainnya.
Tak hanya yang bergelut langsung, banyak potensi lahan usaha yang bersinggungan dengan bidang permaduan atau perlebahan, seperti bidang pertanian sebagai penyedia tanaman vegetasi untuk pakan lebah, konveksi untuk membuat pakaian pelindung dan topi, hingga industri kreatif untuk pembuatan kotak budidaya.
“Kami Gardu Indonesia akan memperluas usaha bidang permaduan, tak hanya lebah dan madu, namun juga sarana pendukung seperti bibit tanaman untuk vegetasi, pakaian pelindung, hingga kota budidaya yang masuk kedalam ekonomi kreatif,” kata Amar.
Amar berharap, dengan adanya sinergitas yang serius antara Gardu Indonesia dengan Pemda, dapat menjadi jalan untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan sehingga menjadi salahsatu upaya penanggulangan miskin ekstrim. (Abel Kiranti)