Bingkaiwarta, MALEBER – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana menyampaikan, terhitung dari tanggal 13 hingga kemarin, Selasa (15/3/2022) jumlah bencana yang terjadi sudah terlaporkan mencapai 25 titik kebencanaan. Dari jumlah tersebut, sambungnya, rata-rata diakibatkan meluapnya Sungai Cisanggarung, yang mengakibatkan banjir dan longsornya pemukiman masyarakat disekitar bantaran sungai tersebut.

“Sebagi contoh di Desa Andamui yang kemarin terjadi, itu sampai lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi untuk dengan sampai hari kemarin berarti ada yang sudah terlaporkan sekitar 25 titik bencana, ini pertanggal 13, 14, 15 Maret,” kata Indra kepada bingkaiwarta.co.id, Rabu (16/3/2022).
Indra mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah-tengah intensitas hujan yang masih tinggi, terutama di daerah-daerah yang secara pemetaan berada dikawasan rawan bencana seperti, dilereng bukit dan bantaran sungai.
“Untuk daerah-daerah yang secara pemetaan berada dikawasan rawan bencana, ini perlu diwaspadi dan diantisipasi oleh semua pihak, dari pemerintah desa dan masyarakatnya sendiri. Sekiranya memang situasinya dan kondisinya tidak memungkinkan ataupun sudak tidak kondusif terutama hujan yang terus menerus selama dua jam lebih, agar bisa meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya.
Senada dengan Kalak BPBD, Wakil Bupati Kuningan H. M Ridho Suganda juga meminta masyarakat untuk waspada, terutama yang bermukim di lokasi rawan bencana.
Hal itu disampaikan Wabup, saat meninjau lokasi bencana longsor disertai banjir di Desa Mekarsari, Kecamatan Maleber, tepatnya di Dusun Muhara, yang mengakibatkan sejumlah rumah warga tergenang lumpur dan air, kemarin.
“Di Kabupaten Kuningan saat ini intensitas hujannya masih cukup tinggi. Saya minta seluruh masyarakat agar selalu waspada terhadap dampak cuaca sekarang ini, terutama masyarakat yang pemukimannya berada di lokasi rawan bencana,” ujar Wabup.
Dikatakan Wabup, hujan deras yang terjadi pada Minggu (13/3/2022) malam, telah mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan. Pihaknya, hingga kini terus melakukan upaya penanggulangan, mulai dari mengidentifikasi wilayah-wilayah rawan bencana, hingga memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana.
“Mudah-mudahan masyarakat juga mau bekerjasama dengan tidak melakukan pembangunan di titik-titik rawan bencana, seperti di bantaran sungai dan titik lainnya yang tidak diperuntukan untuk dilakukan pembangunan. Ini demi menghindari terjadinya segala bentuk kerugian, khususnya kerugian jiwa akibat bencana alam,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Bupati Kuningan bersama jajaran BPBD, meninjau longsor yang menimpa rumah milik Dani Hamdani dan terkikisnya pondasi rumah ibu Ooh di Dusun Godong, Desa Kramatwangi, Kecamatan Garawangi. (Abel Kiranti)