Bingkaiwarta, CIGUGUR – Dalam rangka memperingati Hari Bumi, Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan Gerakan Penanaman Sejuta Pohon Matoa dan Pohon Produktif lainnya secara serentak di seluruh Indonesia. Program ini merupakan implementasi nyata dari Penguatan Ekoteologi Asta Protas Kementerian Agama yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Kementerian Agama Kabupaten Kuningan turut berpartisipasi aktif dalam gerakan ini. Pada tingkat kabupaten, kegiatan penanaman pohon dipusatkan di MAN 1 Kuningan, Selasa (22/4/2025). Tidak hanya Kemenag, kegiatan ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup, Camat Cigugur, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta sejumlah lembaga keagamaan dan pendidikan lainnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Kuningan, H. Ahmad Sadudin, menyampaikan bahwa penanaman pohon ini dilakukan secara menyeluruh di berbagai titik strategis di Kabupaten Kuningan.
“Secara keseluruhan, kami telah menanam 133 pohon matoa secara serentak hari ini. Lokasinya tersebar di madrasah, pondok pesantren, Kantor Urusan Agama, wilayah perkebunan, Bukit Pengantin, dan beberapa titik lainnya,” ungkap Sadudin.
Ia menambahkan, Kabupaten Kuningan mendapat target penanaman sebanyak 2.500 pohon hingga akhir Desember 2025. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa jumlah bibit yang telah terkumpul bahkan telah melampaui target.
“Alhamdulillah, berdasarkan data terakhir, sudah terkumpul sekitar 2.700 bibit pohon. Ini merupakan hasil kontribusi dari satuan kerja di madrasah dan KUA. Selain itu, masyarakat umum juga turut serta, termasuk para calon pengantin,” jelasnya.
Para catin (calon pengantin) tersebut, lanjut Sadudin, memberikan sumbangan bibit pohon melalui program PEPELING (Pengantin Peduli Lingkungan), sebuah inisiatif Pemerintah Kabupaten Kuningan yang menggandeng Dinas Lingkungan Hidup sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sejak peristiwa penting dalam hidup seseorang.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuningan, Laksono Dwi Putranto, menegaskan bahwa Kuningan saat ini menjadi daerah dengan kualitas udara terbaik se-Jawa Barat.
“Berdasarkan hasil pemantauan, kualitas udara di Kuningan berada pada angka 92, mengungguli kota-kota besar seperti Bogor. Ini tentu merupakan buah dari upaya kolaboratif seluruh pihak yang peduli terhadap lingkungan,” ujarnya.
Gerakan ini diharapkan menjadi awal dari langkah-langkah berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam dan membangun kesadaran ekologis di tengah masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan budaya lokal. (Abel)
