banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Lumbung Padi Hanya Sekadar Ilusi

Oleh Euis Hasanah
(Pegiat Literasi)

Indonesia dapat julukan negeri lumbung padi. Walaupun dapat julukan tersebut, akan tetapi harga harga beras naik dan mengalami kelangkaan. Dilaporkan harga masih bergerak di Rp11.810 per kg untuk jenis medium dan jenis dan Rp13.510 per kg untuk jenis premium. Harga tersebut rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran (viva.co.id, 1/3/23).

banner 728x250

Pada saat ini, naiknya harga menjadi bentuk keresahan tersendiri di hati masyarakat. Kegelisahan ini bertambah, ketika bahan pangan lainnya ikutan naik. Dengan meningkatnya harga dan kelangkaan beras di pasaran tak sebanding dengan pernyataan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan hingga saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog mencapai 683.000 ton. Jumlah tersebut bisa memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran 2023 (infopublik.co.id, 20/1/23).

Dengan data tersebut seharusnya stok pasokan beras tidak ada kendala dan terbilang aman. Tapi kenapa secara fakta di lapangan, masyarakat mengeluhkan harga selangit dan mengalami kelangkaan. Pada dasarnya masalah kelangkaan dan kenaikan beras bukan kali ini saja, justru berulang-ulang. Negara seharusnya berkaca dari pengalaman dan berperan aktif dalam menanggapi kekisruhan tersebut.

Keadaan ini tak lepas dari peran negara, dan masalahnya bukan tidak ada pasokan tapi memang ada permainan para mafia. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas), Buwas menuding ada mafia yang menjual beras Bulog kepada pedagang dengan harga mahal (cnnindonesia.com, 8/2/23). Ditambah dalam regulasi sistem pendistribusian oleh negara tuk masalah pangan cukup berbelit.

Terus digadang-gadang ada tengkulak yang culas, ke petani membeli harga rendah dan dijual dengan harga tinggi. Sehingga memungkinkan ada permainan harga dan pasokan beras. Jika harga turun mereka timbun, apabila harga di pasaran tinggi beras dikeluarkan. Dan juga diperparah walaupun harga beras naik, tapi kondisi harga gabah di tangan petani tidak nampak peningkatan.

Wajar sampai saat ini, Indonesia masih menganut sistem kapitalis-sekuler. Ternyata negeri ini tahu bahwa permasalahan mahal dan langkanya beras diakibatkan oleh mafia. Kenapa negara tidak memberikan hukuman yang tegas, sehingga tidak ada mafia yang berani membuat aturan sendiri. Padahal negara punya kekuatan untuk memberantas mafia. Astaghfirullah! Sehingga walaupun Indonesia dapat julukan lumbung padi, akhirnya hanya sekadar ilusi.

Kondisi ini semakin sulit, maka harus ada sistem alternatif untuk mengurusi sistem pangan dengan benar. Karena negeri ini adalah negeri kaum muslim, sudah sejati dalam urusan pangan khususnya beras, kepengurusannya harus standarisasi dari hukum Islam. Beras adalah kebutuhan pokok, maka negara wajib hadir untuk memenuhinya. Sebagaimana sabda Rasulullah, Ibnu Umar r.a berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam Islam, kepemimpinan adalah amanah dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Begitupun dalam hal pangan Islam mengatur sedemikian rupa, agar kebutuhan primer ini bisa terdistribusi di tengah masyarakat. Negara akan menindak tegas mafia yang melakukan penimbunan dan memasarkan harga yang tidak sesuai di pasaran. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah tentang larangan menimbun, Hadis yang diriwayatkan melalui Abu Hurairah :

مَنْ احْتَكَرَ حُكْرَةً يُرِيدُ أَنْ يُغْلِيَ بِهَا عَلَى الْمُسْلِمِينَ فَهُوَ خَاطِئٌ

Siapa menimbun barang dengan tujuan agar bisa lebih mahal jika dijual kepada umat Islam, maka dia telah berbuat salah.

Negara juga akan memberikan sanksi yang tegas bagi penimbunan. Begitupun dalam Islam, ketika wilayah Islam memiliki lahan yang luas dan tanah yang subur. Dengan langkah pemetaan untuk tanah pertanian dilarang alih fungsi menjadi lahan perumahan. Sedangkan terhadap petani, negara memberikan bimbingan gratis dan pinjaman modal tanpa riba. Sehingga petani dengan senang hati akan mencurahkan segenap kemampuannya untuk menghasilkan swasembada pangan.

Wallahu’alam bishshawab.


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!