banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Perang Sarung Menodai Kemuliaan Ramadan

Oleh Ummu Nadiatul Haq

Kekerasan dilakukan oleh generasi muda termasuk pelajar jumlahya semakin hari semakin banyak dan beragam. Tradisi perang sarung untuk menyemarakkan Ramadan berubah menjadi ajang adu kekuatan dan kekompakkan kelompok yang membahayakan jiwa.

banner 728x250

Berita perang sarung selalu muncul di berbagai media dan berbagai daerah. Ini artinya semarak ramadan sudah diramaikan dengan sesuatu yang membuat miris.

Dilansir SERAMBINEWS.COM, 6 April 2023, Satu bocah berusia 15 tahun tewas saat menonton perang sarung pada malam hari usai salat tarawih.

Peristiwa ini terjadi di Indramayu, Jawa Barat. Satu orang anak berusia 15 tahun berinisial GP tewas saat dihadang sekelompok orang di Desa Telagasari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Senin (27/3/2023) dini hari.

Polisi pun saat ini sudah mengamankan sembilan orang pelaku. Mirisnya, mayoritas statusnya juga masih anak-anak, usia 14-21 tahun.

Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengatakan, dalam tragedi tersebut selain korban meninggal dunia dua orang lainnya mengalami luka berat dan dua orang lagi mengalami luka ringan.

Aksi perang sarung cepat viral melalui media sosial dan telah menyebar terjadi di wilayah Jabodetabek, Jateng, Jatim dan daerah lainnya. Semua pihak mulai keluarga, masyarakat, sekolah, aparat, pemda semuanya harus berpikir keras melakukan pencegahan agar aksi perang sarung dapat dihentikan dan tidak menimbulkan korban lebih banyak lagi.

Perang sarung sebenarnya tradisi yang sudah lama berlangsung untuk menyemarakkan Ramadan. Para remaja menjelang waktu sahur melakukan permainan perang sarung bersama teman-temannya. Saling sabet menggunakan sarung, sambil tertawa gembira di antara mereka.

Namun, kini tradisi telah bergeser tidak sebatas permainan. Perang sarung menjadi sarana antar kelompok remaja untuk beradu kekuatan dan kekompakan kelompok. Tidak hanya sarung yang disabetkan, tetapi batu, besi, pipa dibungkus di dalam sarung. Tentunya sangat berbahaya dan dapat menimbulkan korban jiwa.

Ruh Ramadan yang penuh kemuliaan telah tercerabut dari benak remaja. Mereka tidak mampu menahan emosi dan kendali pemikirannya terlepas. Teman menjadi lawan. Kepuasan berhasil menjatuhkan lawan menjadi orientasi. Permainan menjadi sebuah kompetisi yang hasilnya harus ada pihak yang menang dan ada yang kalah.

Ini sangat menakutkan, karena generasi kita kehilangan kendali pemikiran. Tidak mampu memenuhi dorongan naluri dengan benar dan hanya mengedepankan insting seperti binatang. Remaja kehilangan aspek kemanusiaan, brutal dan sanggup berbuat sadis.

Saat ini Sistem pendidikan Islam dibutuhkan untuk menyelesaikan pesoalan ini untuk mengembalikan jati diri generasi sebagai Muslim sejati. Muslim yang berkepribadian Islam sempurna, yang mampu mengendalikan perasaan dan pemikiran.

Setiap manusia punya potensi sama, memiliki naluri mempertahankan diri/Gharizah Baqo, yakni naluri untuk membela diri atau mempertahankan diri ketika ada penyerangan. Tetapi naluri ini harus ditempatkan pada sesuatu yang benar, artinya tidak asal penempatan.

Penyelesaian banyaknya kasus di kalangan remaja, tidak bisa dilakukan oleh hanya sebatas di keluarga masing-masing atau pribadinya. Akan tetapi harus ada pembinaan pada diri remaja itu sendiri, kepedulian masyarakat dan peran negara.

Masyarakat harus melakukan amar makruf nahi mungkar, tidak tinggal diam atas munculnya kasus-kasus yang terjadi. Harus ikut serta menyelesaikan dengan senantiasa memgajak kepada kebaikan secara konsisten dan mencegah terjadinya kemungkaran. Baik dengan memperbanyak aktifitas positif di tengah-tengah generasi muslim. Apalagi di bulan Ramadan, bulan penuh berkah, rahmat dan ampunan dan juga dilipatgandakannya pahala.

Namun, jangan berhenti hanya saat di bulan Ramadan saja, pembinaan kepada generasi muda ini harus konsisten terus menerus agar menjadi pribadi-pribadi muslim yang sebenarnya. Mampu mengendalikan pemikiran secara sehat dan produktif untuk kemajuan Islam.

Negara harus menjalankan perannya sebagai pelindung generasi. Dukungan negara kepada mereka harus diarahkan untuk menjadi calon generasi penerus pemimpin masa depan. Harus diperhatikan pendidikan dan pembinaannya agar terarah menuju generasi harapan negara.

Wallahu’alam bishshawab.


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!