Oleh : Silva Ayu Suwandi (Mahasiswa STIS Husnul Khotimah Kuningan)
Salah satu amalan yang tidak terputus dari manusia bahkan ketika ia sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat. Namun, Zaman sekarang banyak orang yang berilmu tetapi kurang memberi manfaat dihidupnya, penyebabnya karena ilmunya kurang berkah. Salah satu upaya untuk mendapat keberkahan ilmu adalah dengan menghormati guru. Maka tulisan ini akan memaparkan terkait ‘menghormati guru sebagai syarat berkahnya ilmu’.
Ilmu merupakan hal yang sangat penting dalam membangun peradaban yang tinggi di dunia ini. Dengan adanya ilmu akan menghasilkan generasi-generasi yang bertaqwa. Mengapa demikian? Karena ilmu itu sebagai sarana untuk menambah ketaqwaan kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW Bersabda : “Jika suatu hari mendatangiku. Sedangkan dihari itu ilmuku tidak membuatku dekat kepada Allah, maka aku tidak diberkahi sepanjang hari itu”. Nabi memberitahu kepada kita bahwa tujuan akhir dari proses mendapatkan ilmu adalah untuk mencapai ketaqwaan. Lalu bagaimana agar ilmu tersebut bisa menghantarkan kepada ketaqwaan? Tentu saja dengan menjadikan ilmu tersebut bermanfaat/berkah bagi diri sendiri dan orang lain.
Adapun salah satu syarat berkahnya ilmu adalah menghormatinya seorang murid kepada sang guru. Sebagaimana dikatakan oleh Syeikh Az-zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’alim “Ketahuilah bahwasannya seorang pencari ilmu tidak akan bisa memperoleh ilmu dan tidak akan mendapat manfaatnya kecuali dengan menghormati ilmu, ahli ilmu, maupun guru”. Penjelasan Syeikh Az-Zarnuji ini patut untuk direnungkan di era saat ini karena banyak seorang murid zaman sekarang yang kurang mengindahkan perhormatan kepada guru-gurunya bahkan ada yang berani melawan kepada gurunya. Nah, berikut ini cara-cara menghormati guru yang perlu diketahui agar mendapat keberkahan ilmu.
Cara-cara menghormati guru terdapat juga dalam kitab Ta’lim Muta’alim yang disampaikan oleh Syeikh Az-Zarnuji. Diantaranya, Pertama, tidak berjalan didepan guru. Berjalan didepan guru atau membelakangi guru termasuk perilaku yang tidak sopan karena guru adalah orang yang patut kita hormati.
Kedua,tidak banyak bicara kepada guru kecuali atas izin darinya. Seorang murid seharusnya tidak banyak bicara di depan guru, apalagi ketika sang guru sedang menjelaskan suatu ilmu. Seorang murid boleh berbicara ketika sang guru sudah memberikan izin kepadanya.
Ketiga, tidak banyak bertanya saat guru lelah. Apabila seorang guru sedang lelah atau kurang sehat, sebaiknya seorang murid jangan terlalu banyak bertanya kepada guru. Biarkan sang guru pulih terlebih dahulu barulah boleh bertanya.
Keempat, bersabar ketika ingin bertemu guru. Memilih waktu yang tepat ketika ingin bertemu atau bertamu pada sang guru. Apabila sang guru tidak bisa ditemui maka seorang murid harus sabar sampai sang guru datang menemui.
Pada intinya seorang murid harus menghormati dan bertingkah yang diridhai oleh gurunya karena seorang guru begitu berjasanya bagi kita dalam proses mencari ilmu, sampai-sampai Ali bin Abi thalib mengungkapkan “Aku adalah hamba seseorang yang mengajariku satu huruf. Jika dia mau dia menjualku dan jika dia mau dia menjadikanku budak”. Ali bin Abi Thalib begitu memuliakan gurunya, memang patut diakui orang-orang muslim di masa lampau sangat menghormati gurunya. Berbeda halnya zaman sekarang, kenapa pendidikan saat ini semakin menurun dan merosot? Kenapa anak didik saat ini semakin bringas dan liar? Kenapa banyak alumni dari lembaga manapun mereka gagal, mereka jatuh dan mereka susah? Tentu jawabannya adalah guru yang sudah tidak dihormati, tidak dihargai dan tidak dimuliakan.
Dari semua pemaparan di atas dapat kita lihat betapa pentingnya menghormati guru-guru kita. Semoga dengan begitu, kita bisa mendapatkan ilmu yang berkah bagi diri kita dan bermanfaat bagi orang lain. Aamiin, Aamiin yaa Robbal ‘alamin…