Bingkaiwarta, KUNINGAN – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung dan para tukang ojek melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi dan Tarif Dasar Listrik di depan Gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Jumat (9/9/2022) sore.
Aksi unjuk rasa ini mendapat pengawalan ketat dari Polres Kuningan, Kodim 0615 Kuningan, dan Satpol PP Kuningan. Tak ketinggalan tim Damkar Kuningan yang selalu siap siaga.
Satu persatu perwakilan dari mahasiswa HMI, GMNI, KAMMI, PMII, IMM dan perwakilan tukang ojek menyerukan beberapa tuntutan kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menyikapi kenaikan harga BBM dan TDL.
Tuntutan tersebut diantaranya, menolak kenaikan harga BBM, menolak kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL), dan berantas mafia migas dari hulu sampai hilir.
Kemudian mereka juga meminta agar pemerintah pusat menunda Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tidak berdampak langsung bagi rakyat dan meminta pemerintah mengalihkan anggaran untuk subsidi BBM.
Selain itu, peserta aksi juga meminta transparansi data anggaran subsidi serta menuntut Pemda Kuningan ikut berperan dalam penanganan dampak akibat kenaikan harga BBM dalam upaya ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi di masyarakat.
Sebagai bentuk kekecewaan, peserta aksi membakar ban dan membuat kuburan di depan Gedung DPRD Kuningan. Lalu mereka pun merangsek memaksa masuk ke dalam Gedung DPRD untuk menemui para wakil rakyat.
Sempat terjadi ketegangan, namun dengan sigap para petugas keamanan menahan emosi peserta aksi. Tak lama kemudian, Bupati Kuningan H. Acep Purnama, Kapolres Kuningan AKBP Dhany Aryanda, Dandim 0615 Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan, Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdi dan para ketua fraksi hadir menemui paserta aksi. (Abel)