Bingkaiwarta, KUNINGAN – Pangeran Heru Rusyamsi Arianaterja atau dikenal dengan sebutan Pangeran Kuda Putih telah resmi dikukuhkan sebagai Sultan Sepuh Kasepuhan Cirebon “Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja” oleh seluruh para dzuriah kanjeng Sunan Gunung Djati, yang turut dihadiri oleh para Raja, Sultan, Datu dari beberapa daerah dalam acara Silaturahmi Dzuriah Sunan Gunung Djati, di Balai Kamukten Pengeran Arya Kamuning Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Minggu (6/2/2022).
Sumpah penobatan/jumengan Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon “Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja” dilaksanakan berdasarkan hasil musyawarah perwakilan dari Zduriat Sultan Sepuh I, Sultan Sepuh II, Sultan Sepuh III dan Sultan Sepuh IV, sehingga diperoleh mufakat dan mendeklarasikan sosok Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan bergelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianaterja.

Juru Bicara Zuriah Sunan Gunung Djati, Raden Hamzah menjelaskan, dasar deklarasi tersebut merupakan hasil musyawarah dan mufakat setelah diteliti, dari Nasab, Silsilah, dan keturunannya telah didapat dan dipilih dari Zduriat Kanjeng Sunan Gunung Djati, yang juga Nasabnya, Silsilahnya, dan keturunannya dari Alm. Pangeran Cakrabuana selaku pendiri Kesultanan Cirebon dan Sunan Gunung Djati sebagai Sultan atau pemimpin di Kerajaan Cirebon.
“Dinobatkannya Pangeran Kuda Putih sebagai Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja, yaitu untuk menyelamatkan semua peninggalan peninggalan dan kekayaan kekayaan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dari Alm. Kanjeng Sunan Gunung Djati. Maka diperlukan seseorang yang dipandang mampu sungguh sungguh mau dan dapat berbuat kebaikan demi kepentingan seluruhnya,” jelas Raden Hamzah.
Ia menambahkan, dengan memperhatikan, menimbang, melihat, menyaksikan perkataan, perbuatan, dan perjuangannya, maka perwakilan dari Zduriat Sultan Sepuh I, Sultan Sepuh II, Sultan Sepuh III dan Sultan Sepuh IV, telah menetapkan, memutuskan, dan mempercayakan seseorang yang sudah dimusyawarahkan dan dimufakatkan yaitu kepada Yang Mulia Pangeran Heru Arianatareja.
Sementara itu, Pemangku Adat Tinggi Santana Kesultanan Cirebon, Raden Nana Mulyana Latief, Ae.ST mengatakan, dipilihnya Kamukten Aria Kamuning sebagai tempat Silaturahmi Dzuriah Sunan Gunung Djati, karena dahulu disini adalah cikal bakal atau asal mula Pusat Pemerintahan Alm. Pangeran Arya Kamuning, yaitu putera dari Kanjeng Sunan Gunung Djati. Dimana pemerintahan Arya Kamuning meliputi daerah/wilayah Kuningan hingga perbatasan Cirebon bagian Timur.
Pangeran Heru Arianatareja menyatakan siap menjalankan kewajibannya sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan yang bergelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja. Serta siap menjungjung tinggi nilai kehormatan, keluhuran serta kelungguhan Keraton Kasepuhan Cirebon.
“Demi Allah, saya bersumpah disaksikan oleh para dzuriah atau keturunan Sunan Gunung Djati dan Pangeran Cakrabuana, akan menjalankan kewajiban saya sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan bergelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja berdasarkan nilai hukum adat – tradisi (Pepakem) Kesultanan Cirebon dengan penuh rasa tanggung jawab serta menjalankan tata titi Cirebon sebagai pesan Sunan Gunung Djati,” ungkapnya.
Dalam prosesi sumpah penobatan tersebut, Sultan Sepuh Jaenudin II Arianaterja juga memberikan mandat serta kepercayaan kepada Raden Muhammad Subagyo sebagai Patih Sepuh Keraton Kasepuhan bergelar Pangeran Arya Manger dan Pangeran Komisi Raden Hamzaiya. (Abel Kiranti)