Bingkaiwarta, KUNINGAN – Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja serta mengubah pola pikir dan budaya organisasi menuju kebersamaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan mengimplementasikan Program Gerbang Berkah di lingkungan Dinas setempat.
Seperti diketahui bersama, program Gerbang Berkah ini telah dilounching oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan dan sudah di laksanakan hampir di setiap sekolah yang ada di Kabupaten Kuningan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, U Kusmana menuturkan, bahwa program Gerbang Berkah sudah dilaksanakan di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terhitung mulai hari ini, Jumat (8/12/2023).
“Mulai hari ini kegiatan Gerbang Berkah dilaksanakan juga di Disdikbud dan ini akan berkesinambungan. Jadi, untuk program Gerbang Berkah ini tidak hanya sekolah-sekolah saja yang melakukannya, kami di dinas pun melaksanakan program Gerbang Berkah ini,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Uu Kusmana kepada bingkaiwarta.co.id, Jumat (8/12/2023).
Dikatakan Uu, Gerbang Berkah ini adalah gerakan membangun kebersamaan yang agamis di sekolah, sedangkan Gerbang Berkah di kantor Disdikbud yaitu gerakan membangun kebersamaan yang agamis dan harmonis.
“Gerbang Berkah di lingkungan Disdik ini adalah sebagai wujud komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan kerja yang penuh berkah dan harmonis,” ujarnya.
Melalui gerakan tersebut, Uu berharap Pegawai Disdikbud dapat mencapai keseimbangan yang optimal antara tugas-tugas profesinya dan nilai-nilai keagamaan, menciptakan lingkungan kerja yang berkah, harmonis, dan memberikan dampak positif bagi semua pihak.
Lebih jauh Uu menjelaskan, maksud dari dilaksanakannya program Gerbang Berkah di lingkungan Pegawai Disdikbud adalah untuk membangun keseimbangan hidup, penguatan kualitas hubungan sosial, penanaman nilai-nilai keagamaan, meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengatasi tantangan keberagaman, meningkatkan kualitas pelayanan publik, menyelaraskan diri dengan kebijakan instansi, pemberdayaan pegawai, meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja serta menciptakan budaya organisasi yang positif.
“Hal itu dilakukan dengan tujuan, diantaranya untuk menciptakan atmosfer kerja yang harmonis, menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, memperkuat hubungan sosial antar pegawai, mendorong pemahaman dan penghayatan mendalam terhadap nilai agamis, memberi dukungan psikologis, mengidentifikasi dan mengatasi potensi konflik atau hambatan dan memberi dampak positif pada kualitas pelayanan publik,” papar Uu. (Abel)