Bingkaiwarta, CILIMUS – Menjelang pembukaan Gerai Kopi Kuningan dan Wisata Edukasi Kultur Kopi pada Selasa (28/9/21) mendatang, beberapa penggiat wisata dan kopi mengadakan diskusi di Obyek Wisata Woodland, Sabtu (25/9/21).
Pertemuan yang berlangsung santai itu dihadiri oleh Ketua APEKI DPC Kuningan, Ir. Uun Sunar’un, S.P., pemerhati kopi, Yanyan Anugraha, pemilik Woodland, Ferry, petani kopi sekaligus pemilik Java Linggarjati Coffee, Oleh Suparjo, pemilik Kopi Siliwangi, Jhoni S., dan Kepala Desa Cibeureum sekaligus penanggung jawab Kopi Sawunggalah, Suheri.
Sementara itu, pemilik Woodland, Ferry mengatakan telah mempersiapkan tempat yang bernuansa tradisional pedesaan khas Kuningan untuk penjualan dan promosi berbagai kopi Kuningan.
“Mengenai tempat kami sudah siap dengan tempat yang bernuansa tradisonal. Lebih spesifiknya lagi, suasana khas pedesaan di Kabupaten Kuningan,” jelas Ferry.
Lebih jauh Uun menjelaskan, tujuan dari dibuatnya Gerai Kopi Kabupaten Kuningan adalah untuk mengenalkan dan memperluas jejaring pemasaran kopi Kabupaten Kuningan untuk dijadikan oleh-oleh/buah tangan pengunjung wisata di Kuningan.
“Tentunya lambat laun kopi Kuningan akan menjadi ikon oleh-oleh Kuningan, jadi tidak hanya tape ketan atau opak saja. Saya berharap nanti wisatawan yang datang ke Kuningan merasa tidak komplit kalo tidak bawa kopi Kuningan sebagai oleh-olehnya. Sangat membanggakan data tahun 2021 produksi kopi Kuningan mencapai 900 ton, potensi ini harus benar-benar dimaksimalkan untuk pendapatan asli daerah dan kesejahteraan petani kopi Kuningan,” ujar Uun.
Diskusi tersebut menghasilkan point-point untuk mendorong kemajuan kopi Kuningan, diantaranya:
1. Kopi kuningan harus menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Kuningan.
2. Pemerintah dalam hal ini Dinas terkait dan pihak swasta harus dapat memfasilitasi gerai-gerai kopi ditempat tempat wisata.
3. Pemerintah harus memberikan bantuan pelatihan budi daya kopi, alat, bibit, pupuk untuk petani kopi dan pelaku prosesing.
4. Mendorong berdirinya koperasi kopi kabupaten Kuningan sebagai off taker (penjamin/ penampung produk) untuk dipasarkan.
5. Mendorong APEKI DPD Jabar untuk dapat menyeragamkan harga kopi petik merah dan greenbean ditingkat petani dan termasuk menentukan standar kualitasnya.
6. Pekerjaan rumah buat APEKI DPC Kuningan yaitu mempersiapkan programnya dari hulu- kehilir : dari pembinaan petani, peningkatan kualitas produksi, organisasi bisnis kopi sampai market pejualan kopi.
Uun kembali mengungkapkan harapannya, agar produk kopi Kabupaten Kuningan dapat memberikan kontribusi kepada PAD Kabupaten Kuningan.
“Selain itu, dapat menjadi Ikon hasil bumi Kuningan, serta bisa menjadi produk unggulan untuk penjualan lokal dan ekspor,” pungkasnya. (rmdty)