Bingkaiwarta, KUNINGAN – Menjelang puasa Ramadhan 1443 Hijriah, Lapas Kelas IIA Kuningan selalu melaksanakan beberapa kegiatan rutin yang telah dianggap sebagai tradisi.
Kepala Lapas Kuningan Kelas IIA Kuningan, Gumilar Budirahayu saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/3/2022) menjelaskan kegiatan terdiri dari bersih-bersih di dalam area Lapas.
“Untuk tradisi jelang melaksanakan ibadah puasa dan selama bulan nanti. Kami semua melalukan bersih – bersih lingkungan lapas dan dua tempat ibadah,” kata Gumilar.
Selain itu, Gumilar menerangkan, selama bulan puasa kedepan, Lapas Kuningan memiliki agenda keagamaan. Seperti mengadakan pesantren kilat, kuliah subuh dan doa bersama di waktu Dhuha.
“Untuk melaksanakan pesantren kilat dan agenda keagamaan lainnya. Kita berikan hak dan kebebasan kepada warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk beribadah dan kegiatan ini jelas berkomitmen pada prokes juga,” ungkapnya.
Pihaknya sengaja akan mendatangkan pengajar dalam kegiatan keagamaan seperti solat tarawih dan pesantren kilat.
“Kita hadirkan, para pemuka agama dari MUI, Kementrian Agama, Kesra Setda Kuningan dan banyak lagi. Nah, kehadiran mereka itu jelas bagian dari jalinan dan kemitraan dengan Lapas Kuningan,” katanya.
Kemudian, lanjut Gumilar, ada perubahan jadwal kegiatan dalam memberikan sajian makan untuk warga binaan. Namun hal itu tetap memberikan pelayanan kepada warga binaan yang berkeyakinan lainnya juga.
“Untuk jadwal makan di bulan puasa, jelas akan mengalami perubahan. Misal, untuk warga binaan muslim itu, kita akan masak dan kasih mereka makan di jam hendak makan sahur dan waktu berbuka puasa. Kemudian, untuk warga binaan non muslim itu tetap kita layani dan kasih jadwal makan seperti biasa,” ujarnya.
Momentum pelaksanaan Ramadhan 2022 ini sekaligus memperingati kegiatan Hari Bakti Pemasyarakatan yang ke 58. “Oh iya, untuk memeriahkan hari bakti pemasyarakatan, kita telah dan sedang melaksanakan kegiatan yang melibatkan warga binaan juga. Namun hal itu juga tetap melibatkan petugas juga, seperti mulai donor darah, pelan olahraga antar warga binaan, lomba adzan, lomba baca Qur’an atau tilawah,” ujarnya.
Menyinggug soal pelayanan bagi warga binaan non muslim, Gumilar menyebut bahwa di Lapas Kuningan menyediakan tempat ibadah bagi mereka sekaligus mendatangkan pengajar kerohanian dari luar.
“Ya untuk warga binaan Kristen, kita punya tempat bagi mereka dan kita juga fasilitas rohanian dari luar. Kebetulan kita sudah melakukan kerjasama dengan banyak gereja sebagai mitra pembinaan keagamaan,” katanya. (rmdty)
