Bingkaiwarta, KUNINGAN – Sejak pandemi Covid – 19, kondisi perekonomian masyarakat khususnya di Kabupaten Kuningan kian merosot. Tentunya, ini menjadi ancaman serius meningkatnya angka kriminalitas. Salah satunya yang menimpa warga dusun puhun RT 03 RW 3 Desa Pangkalan, Kecamatan Ciawigebang yang menggorok istri dan membacok anaknya, yang diduga kuat akibat masalah ekonomi.
Menurut Ketua Pemangku Adat Buhun Santana Kesultanan Cirebon (SKC) Kuningan, Nana Mulyana Latif, himpitan ekonomi di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok, menjadi salah satu penyebab kian banyaknya tindak kriminalitas belakangan ini. Saat faktor ekonomi terganggu, sementara kebutuhan primer harus tetap terpenuhi, memungkinkan seseorang mengambil jalan pintas melakukan kejahatan.
“Untuk itu, Pemerintah sebaiknya perlu cepat menangani persoalan perekonomian saat ini. Karena, faktor ekonomi sering menjadi bagian dari pemicu kejahatan pada jenis kriminalitas tertentu,” kata Nana, Rabu (30/03/2022).
Insiden suami bacok istri dan anaknya di Desa Pangkalan, Ciawigebang, kata Nana, salah satu contoh kasus yang terjadi di Kuningan, akibat impitan masalah ekonomi. Sehingga, tidak berlebihan jika Kabupaten Kuningan mendapat peringkat kabupaten termiskin dari 19 Kabupaten/Kota se-Jabar.
“Dengan diraihnya predikat Kuningan termiskin se Jabar, hal ini membuktikan ada yang salah dengan tata cara kelola pembangunan di Kabupaten Kuningan, sehingga kemiskinan terus meningkat,” sindirnya.
Keberhasilan pembangunan di Kuningan, lanjut Nana, tidak bisa diukur dengan menterengnya gedung-gedung pemerintah, mewahnya kendaraan dinas dan gemerlapnya taman kota. Tapi, seberapa besar Pemkab Kuningan bisa mengurangi angka kemiskinan. Untuk itu, Ia mengingatkan agar Bupati Kuningan beserta jajarannya fokus melakukan langkah kongkrit menanggulangi angka kemiskinan yang terus meningkat.
“Masa dengan seabrek pejabat mumpuni bergelar mentereng yang disandangnya, tidak mampu mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Kuningan, Malu atuh…! Jangan bisanya hanya bagi-bagi kueh demi kepentingan pribadi,” pungkas Nana. (Abel Kiranti)
