Bingkaiwarta, JALAKSANA – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pengasuhan santri, Divisi HRD dan Personalia Yayasan Husnul Khotimah Kuningan telah menggelar Pelatihan Pola Asuh dan Pembinaan Santri di Era Digital, bertempat di Aula Darul Arqam Pontren Husnul Khotimah, kemarin.
Acara tersebut, menampilkan narasumber dari Kepala Kantor Kemenag Kuningan, Kepala Polres Kuningan, Kepala Dinas Pendidikan Kuningan dan Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kuningan.
Ketua Umum Yayasan Husnul Khotimah Kuningan, KH. Mu’tamad, Lc., M.Pd. Al Hafidz, menyampaikan keprihatinannya terkait perubahan zaman yang mempengaruhi pola asuh dan pengasuhan santri. Ia menekankan perlunya penanganan terhadap pengaruh media sosial dan gadget pada santri.
Pada sesi pertama, Kepala Kemenag Kuningan, Drs. H. Ahmad Handiman Romdony, memberikan wawasan mendalam tentang tantangan masa kini, terutama menghadapi dampak era digital. Dalam sambutannya, Ia menyoroti pentingnya pembinaan santri sebagai langkah preventif untuk melindungi mereka dari pengaruh negatif media sosial dan teknologi.
Sementara itu, Dr. H. Aminudin, Kasie Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kuningan, turut berbicara tentang peran krusial Pondok Pesantren dalam membentuk karakter generasi muda. Dengan semangat tinggi, Ia membagikan pengalaman pribadinya, menekankan bagaimana pendidikan di pondok pesantren dapat menjadi pilar utama dalam membentuk perilaku dan karakter anak-anak muda.
Sedangkan pada sesi kedua, yakni membahas masalah keamanan dan perlindungan santri menjadi fokus utama dalam presentasi Kapolsek Jalaksana Iptu Imam Rubianto melalui anggotanya Aiptu Jeftha Borang dan Aipda Agus Kurniawan.
Kanit Bimas Polsek Jalaksana, Agus Kurniawan menyampaikan tentang potensi masalah bullying di pondok pesantren dan menekankan kebutuhan akan kerjasama antara lembaga pendidikan dan pihak berwajib untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi santri.
Di sesi ketiga, yakni menyoroti pendidikan karakter di pondok pesantren, yang disampaikan oleh Kasie Kurikulum dan Penilaian SMP Dinas Pendidikan Kuningan, Dr. Udin Khaerudin. Dengan penuh antusias, Ia menyajikan konsep internalisasi nilai-nilai agama dan budaya sebagai landasan utama dalam membentuk karakter santri. Selain itu, Ia juga menyoroti tentang dampak perubahan budaya dan nilai dalam era digital, serta strategi yang dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan.
Untuk sesi keempat, diisi oleh dr. Yanuar Firdaus selaku Kepala UPTD Perlindungan Anak (PPA) Kabupaten Kuningan. Ia memberikan wawasan tentang perlindungan anak di era digital.
dr. Yanuar menyampaikan, bahwa setiap lingkup pendidikan wajib menjadikan dirinya sebagai “sekolah ramah anak.” Ia juga menyajikan visi dan misi Kabupaten Kuningan terkait dengan pembangunan dan perlindungan anak.
Acara ini menandai komitmen kuat Pondok Pesantren Husnul Khotimah untuk terus meningkatkan standar pembinaan dan pendidikan santri. Melalui pelatihan seperti ini, pondok pesantren berusaha mencetak generasi yang tidak hanya tangguh menghadapi perubahan zaman, tetapi juga memiliki moralitas dan integritas yang tinggi dalam menghadapi arus digital yang terus berkembang. (Abel/hms)