Bingkaiwarta, KUNINGAN – Kerangka surili atau lutung surili (Presbytis comata) ditemukan oleh petugas Balai Taman Nasional Gunung Ciremai di ketinggian 2000 mdpl atau disekitaran Blok Sangiang Ropoh.
Kepala BTNGC Kuningan Teguh Setiawan saat dikonfirmasi awak media membenarkan adanya temuan kerangka Surili yang sudah mengering. Berdasarkan hasil penelitian tim, kata Teguh, kematian Surili hingga menyisakan kerangka itu akibat lanjut usia atau sekitar umur 20 tahun lebih.
“Peristiwa kematian Surili akibat lanjut usia itu adalah kematian alami. Hal ini tidak berpengaruh terhadap populasi. Untuk kerangka Surili itu memiliki panjang tubuh 56 cm dan panjang ekor 62 cm,” ujar Teguh, Rabu (2/3/2022).
Dijelaskan Teguh, keberadaan Surili di habitat Gunung Ciremai itu masuk ke dalam hewan di lindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 dan masuk kategori spesies terancam punah (Endangered) oleh international union for conservation of nature (IUCN) tahun 2020.
Berdasarkan kegiatan monitoring populasi Surili di tahun 2021 di seksi Majalengka dan seksi Kuningan atau di 14 site monitor itu terpantau kehidupan Surili tersebut.
“Untuk struktur umur, Surili di kawasan Gunung Ciremai itu terbagi dalam golongan anak ada sebanyak 14 ekor, Surili muda ada sebanyak 35 ekor dan Surili dewasa ada sekitar 56 ekor, dengan begitu jumlah total yang perjumpaan sebanyak 105 ekor,” jelasnya.
Sementara, mengenai karakter dalam habitatnya, Surili itu seperti sudah hukum alam dalam hidup dan aktifitasnya berkelompok, kemudian kebiasaan dalam kelompok tersebut ada satu pemimpin kelompok alias mandah.
“Dimana pemimpin kelompok akan bersaing antar individu dikelompoknya sendiri, dalam persaingan tersebut itu akan bekelahi bahkan sampai mati kalau tidak mati yang kalah akan tersisihkan oleh kelompok sehingga dia soliter atau menyendiri sampai mati,” katanya. (Abel Kiranti)