Bingkaiwarta, KUNINGAN – Meninggalnya seorang santri yang diduga dikeroyok oleh 18 rekannya, di Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, beberapa hari yang lalu, kini menjadi sorotan tajam diberbagai kalangan. Bagaimana tidak, pondok pesantren bertaraf internasional itu sudah banyak menelorkan ribuan alumni santri, baik lokal maupun internasional.
Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Kuningan Drs. Ahmad H diwakili Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Ayub Ahmad, turut prihatin dengan kejadian tersebut. Ia tak menyangkal, bahwa persitiwa hilangnya nyawa seorang santri di Ponpes Husnul Khotimah memang benar adanya.
“Kami dari kementrian agama, setelah mendengar kejadian di Ponpes Husnul Khotimah itu, ya memang yang pertama turut prihatin dengan kejadian seperti itu. Yang kedua, setelah ada informasi itu kami terus turun ke lapangan mengkroscek kebenaran dan kronologisnya seperti apa,” ungkap H Ayub saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (7/12/2023).
Selain itu, kata Ayub, pihaknya juga melaporkan kejadian ini ke Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat. Dan, hari ini dari Kementrian Agama sedang membuat surat yang akan di layangkan ke Ponpes Husnul Khotimah.
“Hari ini kami akan melayangkan surat ke Husnul Khotimah. Yang intinya bahwa dari Kementrian Agama menegaskan agar seluruh perangkat yang terkait di yayasan Husnul Khotimah terutama di bidang pondok di mohon untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan supaya hal serupa jangan sampai terjadi kembali di masa masa yang akan datang,” paparnya.
Diakui Ayub, pihaknya suka mengadakan monitoring monitoring ke setiap Ponpes yang ada. Ia berharap kedepan dengan kejadian ini bukan hanya di Husnul Khotimah, artinya pihak Kemenag akan melakukan monev kembali ke pesantren pesantren yang ada di Kabupaten Kuningan.
Perlu diketahui, jumlah pesantren yang sudah memiliki ijin operasional di Kabupaten Kuningan sebanyak 212. (Abel)