banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Transformasi Kosakata Bahasa Indonesia sebagai Dampak Digitalisasi Media Massa

Oleh : Hilda Nurfitriani (Prodi Hukum Ekonomi Syariah/Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah (STIS HK) Kuningan)

Digitalisasi media massa telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk pertumbuhan bahasa Indonesia. Media massa daring, seperti portal berita, media sosial, dan aplikasi komunikasi, telah berkembang menjadi alat penting bagi masyarakat saat ini untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan berbagi informasi. Transformasi kosa kata bahasa Indonesia, yang mencerminkan dinamika dan kebutuhan masyarakat modern, adalah salah satu efek yang paling terlihat dari fenomena ini.

banner 728x250

Kosa kata baru masuk ke masyarakat melalui media digital. Dalam percakapan sehari-hari, kata-kata seperti streaming, pengaruh, pembuat konten, dan subskrip digunakan. Sebagian besar istilah ini berasal dari bahasa Inggris, yang biasanya digunakan tanpa terjemahan. Ini menunjukkan bagaimana bahasa Indonesia dipengaruhi oleh budaya asing dan hubungan di seluruh dunia.

Istilah-istilah baru yang kreatif dan lokal juga diciptakan oleh digitalisasi media. Contohnya adalah “julid”, yang berarti mengkritik secara negatif, “mager”, yang berarti tidak bergerak, dan “gabut”, yang berarti tidak ada kerjaan. Banyak orang menggunakan istilah-istilah ini di media sosial, yang membuatnya menjadi populer. Fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat menggunakan media digital untuk mengekspresikan bahasa yang relevan dan menunjukkan realitas sosial mereka.

Penyederhanaan bahasa adalah fitur komunikasi di era digital karena kebutuhan untuk berkomunikasi secara cepat dan efisien, terutama di platform seperti WhatsApp, Twitter, atau Instagram yang memiliki batasan jumlah karakter. Akibatnya, singkatan seperti “OTW” (on the way), “LOL” (laugh out loud), atau “BTW” (by the way) banyak muncul di bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia, singkatan seperti “japri” (jalur pribadi) dan “woles” (santai) juga muncul.

Meskipun penyederhanaan bahasa membuat komunikasi lebih mudah, hal ini juga dapat menjadi masalah. Bahasa yang terlalu ringkas berisiko mengurangi kedalaman, keindahan, dan makna pesan. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara keutuhan bahasa dan efisiensi komunikasi, terutama ketika bahasa Indonesia digunakan di ruang digital.

Bahasa Indonesia dipengaruhi langsung oleh globalisasi yang dipercepat oleh digitalisasi media massa. Banyak istilah asing secara langsung diterima tanpa proses alih bahasa. Kata-kata seperti “startup”, “fintech”, dan “webinar” adalah contoh nyata dari dominasi bahasa asing dalam kosa kata Indonesia, terutama di bidang teknologi, bisnis, dan budaya populer.

Meskipun adopsi istilah asing ini menambah kosa kata bahasa Indonesia dengan ide-ide baru, ada juga kekhawatiran tentang kehilangan identitas bahasa. Beberapa ahli bahasa mengatakan bahwa untuk menjaga keaslian dan keberlanjutan bahasa di tengah arus globalisasi, sangat penting untuk membuat padanan kata yang tepat untuk bahasa Indonesia.

Karena digitalisasi media massa, perubahan kosakata menyebabkan tantangan lain untuk menjaga keselarasan dan keaslian bahasa Indonesia. Fenomena code-mixing pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris adalah salah satu masalah terbesar. Frasa seperti “Aku lagi nge-zoom meeting” atau “Konten ini lagi trending banget” adalah contoh umum dari fenomena ini.

Pencampuran bahasa ini menunjukkan upaya masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan istilah baru yang tidak memiliki padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Namun, jika tidak diurus dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kebingungan linguistik dan penurunan kualitas bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pemerintah, melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, telah berusaha mempopulerkan istilah seperti “gawai” untuk perangkat dan “pranala” untuk hyperlink untuk mengatasi masalah ini. Meskipun demikian, penerimaan masyarakat terhadap padanan ini masih membutuhkan waktu dan upaya lebih lanjut.

Di tengah berbagai tantangan, digitalisasi media massa juga menawarkan peluang besar untuk memperkaya bahasa Indonesia. Keberadaan platform digital memungkinkan kosakata baru menyebar dengan cepat dan luas, menjadikannya sarana yang efektif untuk mempromosikan istilah-istilah yang relevan dengan budaya Indonesia. Sebagai contoh, kampanye linguistik melalui media sosial dengan tagar seperti #BahasaIndonesia dan #CintaBahasaIndonesia dapat mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan bahasa nasional.

Tak hanya itu, digitalisasi media juga berkontribusi pada integrasi bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia. Banyak istilah dari bahasa daerah yang diangkat ke ranah digital dan akhirnya menjadi bagian dari kosakata nasional modern. Sebagai ilustrasi, kata “mantul” (mantap betul), yang awalnya hanya populer di kalangan tertentu, kini telah dikenal luas di seluruh Indonesia. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana media digital bisa menjadi wadah untuk melestarikan sekaligus mempromosikan kekayaan bahasa daerah.

Perubahan kosakata bahasa Indonesia akibat digitalisasi media massa mencerminkan bagaimana bahasa terus berkembang mengikuti dinamika zaman. Walaupun ada tantangan, seperti potensi melemahnya keaslian bahasa dan dominasi istilah asing, peluang untuk memperkaya dan memperkuat bahasa Indonesia tetap sangat besar jika dimanfaatkan dengan bijak.

Melalui pendekatan yang seimbang antara pelestarian dan inovasi, bahasa Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang tanpa kehilangan identitasnya. Peran aktif dari pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pada akhirnya, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai cerminan budaya dan identitas bangsa. Oleh karena itu, transformasi yang terjadi perlu dilihat sebagai kesempatan untuk memperkokoh jati diri Indonesia di tengah arus perubahan global yang semakin dinamis.


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!