Bingkaiwarta, HANTARA – Ratusan murid di SD Negeri Tundagan, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan, harus berhati-hati saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pasalnya hampir seluruh ruangan di sekolah tersebut mengalami kerusakan, bahkan tidak sedikit bangunan atau ruangan yang mengalami kerusakan cukup parah.
Seperti ruangan kelas 3 misalnya, terlihat bangunan tersebut sudah tidak laik digunakan, atapnya berlubang, kaca pecah, bahkan dinding ruangan terlihat retak.
Selain itu, terlihat pula ruangan kelas yang saat ini sedang digunakan Ujian Sekolah oleh murid kelas 6. Dinding kelas terlihat retak, bahkan tidak sedikit jendela kelas sudah berlubang.
Menurut salah satu Guru di SDN Tundagan, Udin Sanudin, mengungkapkan, kerusakan sekolah tersebut sudah terjadi sejak tahun 2019. Atau selama 4 tahun lamanya.
“Kerusakan mulai dari tahun 2019, awalnya ruangan kelas 3, tapi sekarang ini hampir semua ruangan rusak,” ujar Udin kepada awak media, Kamis (11/5/2023).
Kerusakan tersebut, sambung Udin, mayoritas terjadi pada atap ruangan, tembok, lantai, hingga teras ruangan. “Kerusakannya mulai dari atap, tembok, lantai, sama teras yang rusaknya,” ungkapnya.
Dijelaskan Udin, terdapat 14 ruangan di SDN Tundagan, termasuk ruang guru dan perpustakaan, yang mengalami kerusakan.
“Total semuanya ada 14 ruangan, empat ruang kelas rusak berat, satu ruang guru rusak berat, WC rusak berat, yang rusak ringan ada 10 ruang kelas, ruang penjaga, dan perpustakaan,” jelasnya.
Jika bangunan sekolah tersebut dibiarkan, kata Udin, kemungkinan bangunan tersebut bisa roboh. “Kalau bangunan ini di diemin, kalau cuacanya hujan terus, bisa roboh juga, jadi kita ga gunakan ruangan-ruangan yang rusak,” terangnya.
Untuk menghindari terjadinya peristiwa saat kegiatan belajar mengajar, pihak sekolah mengalihkan ruang kelas ke sejumlah ruangan seperti perpustakaan dan ruang penjaga sekolah.
“Total murid ada 250 orang, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kita alihkan proses pembelajaran ke ruang perpustakaan dan ruang penjaga sekolah ya memang kecil tapi kita manfaatkan, ada juga kita topang pakai bambu biar atapnya ga roboh,” katanya.
Udin menegaskan, pihak sekolah sangat khawatir dengan kondisi bangunan yang tidak laik digunakan.
“Kalau berbicara tingkat kenyamanan jelas tidak nyaman, apalagi berbicara tingkat keamanan, jelas sekali ada rasa kehawatiran, yang namanya anak SD main diluar, ga tau kondisi bangunan mau roboh atau apa,” tegas Udin.
Hingga saat ini, lanjutnya, pihak sekolah masih melakukan pengajuan kepada dinas terkait untuk merenovasi bangunan sekolah, demi keamanan dan kenyamanan para murid saat mengikuti kegiatan belajar mengajar. (Abel)