Bingkaiwarta, PALU – Program Kampung Reforma Agraria perlahan mengubah wajah Desa Duyu di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Pasca gempa dahsyat tahun 2018, warga desa mengalami kesulitan ekonomi. Namun, dengan hadirnya kebun-kebun anggur berkat program Reforma Agraria, keadaan warga mulai bangkit dan menunjukkan harapan baru.
Dari tanaman sederhana yang ditanam pasca gempa, petani Desa Duyu kini mampu menghasilkan pendapatan yang signifikan. Bukan hanya petani, warga sekitar juga merasakan manfaat ekonomi yang sebelumnya sulit dibayangkan.
Salah satu tokoh yang merasakan dampak positif ini adalah Vicky (30), Ketua Kelompok Usaha Doyou Grape. Kelompok ini membina sekitar 20 anggota, yang mayoritas adalah ibu-ibu. Bersama kelompoknya, Vicky memproduksi aneka olahan anggur dari hasil Kebun Anggur Duyu Bangkit, mulai dari keripik daun anggur, mie daun anggur, hingga selai dan sirup.
“Dulu, banyak ibu-ibu di desa yang menganggur. Setelah menjadi Kampung Reforma Agraria Duyu Bangkit yang menanam anggur, kami membentuk kelompok. Kami sering diajak oleh BPN untuk mengikuti pelatihan dari dinas, dan alhamdulillah sekarang kami bisa memiliki penghasilan,” ujar Vicky, kemarin.
Kelompok Doyou Grape didirikan pada tahun 2021, setelah warga melihat pertumbuhan pesat kebun anggur di Desa Duyu. Produksi dilakukan di rumah sekretariat, sementara penjualan dilakukan berdasarkan pesanan. Mereka juga sering diundang oleh BPN dan dinas pemerintahan untuk memamerkan dan menjual produk olahan anggur. “Kadang ada pesanan untuk oleh-oleh yang dibawa sampai ke Jawa,” ungkap Vicky.
Manfaat kampung anggur juga dirasakan oleh Ibu Sartini (60), seorang ibu rumah tangga yang kini mengelola enam pohon anggur. Tiga di antaranya adalah bantuan dari program Kampung Anggur Duyu Bangkit. “Sekali panen, saya bisa mendapatkan satu juta rupiah,” ujarnya sambil menunjukkan batang anggur yang tumbuh besar dan kokoh.
Meskipun hasil panen bersifat musiman, tambahan pendapatan ini sangat berarti bagi keluarganya. Pembeli datang dari berbagai daerah, termasuk Makassar, Gorontalo, hingga Poso. Saat musim panen tiba, halaman rumahnya ramai dikunjungi mobil dan pembeli yang ingin membeli langsung. “Saya bangga sekali kampung ini menjadi terkenal. Banyak orang datang,” tuturnya dengan senyum malu-malu.
Kini, Kampung Anggur Duyu Bangkit bukan hanya menghasilkan buah anggur, tetapi juga menumbuhkan harapan baru. Dari ibu-ibu yang sebelumnya tidak memiliki kegiatan, kini mereka tekun merawat pohon anggur. Reforma Agraria telah memberikan ruang bagi warga untuk berkembang. Perubahan sederhana ini lahir dari kebun kecil di halaman rumah dan menjadi kebanggaan baru bagi warga Duyu. (Abel/hms)














