banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

Beli BBM Pakai MyPertamina? Warga Kuningan: Ini Sangat Merugikan Kami

banner 120x600

Bingkaiwarta, KUNINGAN – Terkait kebijakan penggunaan aplikasi MyPertamina bagi masyarakat yang akan melakukan pembelian BBM di SPBU, memunculkan penolakan dari masyarakat khususnya di Kabupaten Kuningan.

Diantaranya, salah seorang pegiat media sosial, Muhidin. Ia menolak rencana tersebut berdasarkan faktor keselamatan.

banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250
banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280

“Penolakan kami jelas mengandung unsur keselamatan. Seperti, selama ini kami tidak pernah mengaktifkan atau mengoperasikan Android saat sedang di SPBU. Karena, selama ini kami ikuti aturan daripada pihak manajamen SPBU,” ungkapnya saat ditanya komentarnya oleh bingkaiwarta.co.id , Kamis (30/6/2022).

Selain itu ia menilai kebijakan pemerintah ini berlebihan dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

“Saya kira ini pelayanan berlebihan ya, karena dengan mendownload aplikasi itu berarti manajemen Pertamina di duga melakukan komersil juga. Karena begini, ketika kita masuk atau memiliki aplikasi itu otomatis sistim byte dalam dunia internet berlaku dan keuntungan dong bagi si pemilik aplikasi,” kata Muhidin.

Ia berharap, jika benar manajemen Pertamina ingin untung lebih itu banyak cara sebenarnya. Bisa dengan kegiatan lain yang berbasis branding Pertamina. “Ya kalau mau untung jaman modern dengan kecanggihan teknologi itu banyak cara. Kenapa harus paksa warga untuk download aplikasi demikian,” katanya.

Senada dengan itu, salah seorang driver ojek online, Yono, mengaku sangat kecewa tentang keharusan menggunakan aplikasi MyPertamina.

“Jujur kami kecewa. Meski di Kuningan belum terjadi, jelas ini sangat merugikan kami. Terutama dalam baterai handphone. Bayangkan, ketika aplikasi selain ojek online kami aktif dan ada aplikasi lain sama aktif juga, itu handphone bisa ceper drop baterainya dan bisa ngeheng juga,” katanya.

Terpisah Ketua DPC HPPI (Himpunan Profesi Pengemudi Indonesia) Kuningan, Dadi menyebut baiknya pemerintah melakukan kaji ulang dan senantiasa memberikan kenyamanan pelayanan bagi kaum pengemudi angkutan umum.

“Mohon ada kebijakan untuk kendaraan angkutan umum dan angkutan barang karena tidak semua pengemudi menggunakan handphone android,” ujarnya. (rmdty)


banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280
banner 336x280
banner 728x250
banner 728x250
banner 728x250

banner 728x250

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!