Bingkaiwarta, KUNINGAN – Munculnya wacana penerapan sistem proporsional tertutup di Pemilu 2024, menimbulkan polemik.
Ada pihak yang setuju hanya mencoblos partai saja di Pemilu nanti, ada juga yang masih menginginkan coblos partai dan calon legislatifnya.
Hal ini mendapat tanggapan dari Ketua Taruna Merah Putih Kabupaten Kuningan, Alan Suwgiri. Menurutnya, ini perlu membuat masyarakat sadar politik. Demokrasi adalah alat bukan tujuan. Tujuan sistem pemilu apapun, hendaknya membawa kebaikan bagi peradaban manusia.
“Dalam hal ini, baik masyarakat maupun partai politik sama-sama saling memerlukan. Sehingga, perlu ada kesinambungan antar keduanya,” ujar Alan kepada bingkaiwarta.co.id, Rabu (4/1/2023).
Alan mengatakan, masyarakat tanpa partai politik dalam konteks demokrasi tentu akan makin anarkis bentrokannya (no rules) dalam kontestasi politiknya. Hal ini berimbas pada absennya kesepakatan bersama yang dihormati bersama dalam kontestasi. Demikian pula partai politik tanpa masyarakat yang terwakili jadi omong kosong.
“Indonesia memegang teguh asas demokrasi Pancasila dalam penerapannya, bukan demokrasi liberal ala barat, terlebih model dari China,” tegasnya.
Dia menambahkan, bahwa Indonesia sedari awal pemilunya berasaskan demokrasi Pancasila yang terkandung dalam sila keempat, yakni kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sehingga bukan demokrasi liberal, maupun demokrasi terkondisikan model China. (Abel)